KITA berterima kasih pada Rohingya karena 1) Dunia jadi tahu siapa yang kejam dan mengapa timbul kata-kata jihad, 2) Dunia Islam jadi bersatu dan bersiap-siap hati dan raga untuk jihad;
3) Dunia Islam jadi tahu, apa yang terjadi di Myanmar mungkin terjadi juga di belahan dunia lain, ketika Islam jadi kaum minoritas, menjadi waspada;
4) Orang awam akan paham ‘Oh timbul jihad, timbul para mujahid (orang-orang yang berjuang) adalah karena mereka membela diri, jihad itu sendiri dari kata-kata berjuang
~yaa memperjuangkan tanah kelahirannya, kehormatannya, keluarganya dan harta bendanya.
Kalau anak perempuan kita diperkosa, ya kita harus berjuang melawannya dong!, itulah yang dinamakan jihad, ya harus berjuang/berjihad, masak diam saja...
kalau ayah kamu diseret lalu dibantai hidup-hidup/bayi ponakanmu dilempar ke api bahkan ada yang dicincang hidup-hidup? Kamu diam saja???
Mungkin menangis dan tak berdaya, lalu akan timbul dendam dan sakit hati.
Dan pada ujungnya akan melahirkan orang-orang yang berjihad (berjuang) untuk negara dan dirinya dan kehormatannya dan dengan entengnya dikatakan mereka itu teroris? Apakah itu adil?
Dan kemudian, kata-kata jihad itu sendiri diselewengkan banyak pihak sehingga terdengar menyeramkan.
Saya enggak habis pikir, setelah dianiaya kemudian kita harus sabar dan diam saja.
Jangan salahkan bila nanti anak-anak cucu dari muslim Rohingya akan dendam dan jadi militan dan mereka akan melakukan aksi balas dendam yang lebih dahsyat, jangan katakan mereka adalah teroris.
Pikir aja pakai akalmu, ‘anjing diinjak saja akan melawan’ ~ apalagi manusia.
baca juga: Pengungsi Rohingya Jalani Ramadan di Pulau Terpencil
Kita Berterima kasih pada Rohingya
Kenapa Rohingya tidak melawan? Ya, satu perempuan usia 13 tahun melawan 15 lelaki yang memperkosanya, militer pula, gimana cara melawannya?
Akhirnya hanya orang yang memiliki akal sehat dan hati nurani yang paham, ada apa di Rohingya…, ada apa di Syria dan mengapa timbul perlawanan di Palestina.
Ya wajarlah, habis dibakar ketika ibadah, mereka melawan, keluarganya melawan dan perlawanan itulah yang dinamakan jihad.
Pernahkah terbetik harapan dan pemikiran ‘bahwa ketika mereka dibakar, mereka dalam keadaan sujud, pasrah’ ~ total submission to Allah (dalam kondisi yang terdekat dengan Alloh), dan merasakan yang dirasakan Nabi Ibrahim, nampaknya api tapi mereka tak merasakan panasnya api itu, Alloh padamkan rasa panas itu?
Pemikiran itu, sedikit membuat hati saya tenang.
Dalam kitabnya Imam Al Ghazali mengenai azab Alloh, Rasulullah pernah bersabda – cari aja deh di buku Imam Qurthubi (buku favorit kesukaan saya), dikatakan bahwa:
“Allah itu marah bila ada yang membuat hukuman dengan memakai cara-Ku”, dibakar dan membakar adalah cuma Allah yang punya right – nanti di neraka.
Tapi, mereka (muslim Rohingya) disuruh masuk dalam masjid dan teruskan ibadah lalu disiram seluruh masjid dengan bensin dan dibakar hidup-hidup sampai gosong tak berbentuk?
Pemerintah Myanmar dan Waruthu telah menyiram bensin; bukan pada satu masjid saja tapi pada masjid-masjid di seluruh dunia.
Mereka menyiram bensin pada hati-hati seluruh umat Islam yang masih punya hati nurani, mereka merusak ketenangan dan perdamaian dunia itu sendiri.
Padahal Syuu Ki pernah berjanji pada muslim Rohingya “Kita akan berjuang bersama sebagai satu bangsa”, sampai dia beroleh nobel perdamaian yang dikhianatinya sendiri.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran yang selalu menang hingga hari kiamat.” (HR. Muslim)
Mereka yang memulai. .. ~ bukan salah kita.
(Catatan Mam Fifi, 7 September 2017)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: