BIKIN sekolah di Indonesia itu, selain membangun jiwa manusia juga membangun bangunan dan membuat jalanan depan sekolahannya.
Malam-malam terbangun dapat SMS, “Alhamdulillah sudah selesai jam 2 dini hari, Ustazah.”
Imam mesjid, toko emas, tukang mobil angkot, dan semuanya ikut turun. Mereka merasa terpanggil karena mereka juga pengguna jalan. Ada sekitar 50 orang lebih.
Aku bertanya, “Uangnya cukup?”
Stafku menjawab, “Alhamdulillah cukup, Ustazah.”
Jarak jalannya dari atas portal hutan pinus hingga depan gerbang SMU sampai depan SMP. Lalu hingga ke depan kantor polisi hutan.
Aku bertanya lagi, “Berapa kilometer?” Ketika menanyakan hal itu aku meringis.
Membuat sekolahan tuh termasuk bikin jalanannya juga, perbaiki jalanan yang bolong-bolong dan termasuk saluran airnya agar lalu hujan air tidak menggenang dan banjir. Air menggenang akan merusak jalanan.
Baca Juga: Jakarta Hangat, Sehangat Hatiku (Bag. 2)
Bikin Sekolah Membangun Jiwa Manusia
Sedih karena aku membuat jalanan sendirian. Bayangin dong emak-emak yang suka masak-masak fettucini dan ayam saus tomat harus bikin dan memperbaiki jalanan rusak untuk masuk mobil beberapa kilometer.
Senang karena bisa kontribusi pada masyarakat dan pengguna jalan yang melewati jalan itu.
Mulai dari supir angkot, ustaz di kampung, petani sayur mayur, supir truk kecil, ojek yang angkut anak sekolahan. Pokoknya semua penduduk kampung yang menggunakan akses jalan itu.
Dan jalan itu adalah jalan utama ke Taman Safari pun bisa lewat jalan itu. Yang mau hiking ke Gunung Pangrango pun kudu wajib lewat jalan itu.
Sedih karena sebetulnya kan itu bukan tugasku. Ya, begitulah kalau yang seharusnya amanah tidak amanah maka akhirnya orang lain yang mengerjakan amanah itu.
Stafku jam 03.00 SMS, “Sudah selesai Ustazah, kami tidur dulu. Besok malam diselesaikan sedikit lagi. Warga mengucapkan terima kasih kepada Ustazah dan JIBBS.”
Aku menangis, “Iyalah nggak apa-apa. Sama-sama. Kita pakai jalan itu bersama-sama. Bilang terima kasih ya sudah kerja keras sampai malam hari.”
Gotong royong yang sangat baik sekali. Masyarakat swadaya perbaiki jalan sendiri. Kami menyumbang dikit. Ya hanya mampu beberapa kilometer saja.
Mana sanggup aku membetulkan jalan berlubang dari ujung Gadog sampai Desa Sukagalih.
Bikin sekolahan itu nggak cuma bikin kurikulum saja, Teman, tapi juga bikin jalanannya sekalian.
Pagi, 16 Oktober 2018 di Megamendung. Meniti jalan berlubang. Kadang pegang ponsel yang lompat-lompatan.
Allah berfirman, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, niscaya Dia akan menggantinya.” (Saba’: 39).
(Catatan Mam Fifi, November 2018)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
Founder of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
opens ‘𝐍𝐄𝐖 𝐄𝐍𝐑𝐎𝐋𝐌𝐄𝐍𝐓 ‘𝐀𝐂𝐀𝐃𝐄𝐌𝐈𝐂 𝐘𝐄𝐀𝐑 𝟐𝟎𝟐𝟐-𝟐𝟎𝟐𝟑”
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: