Belanda, Keju dan Penjajahan Oleh: Fifi P. Jubilea
Chanelmuslim.com – Menurutku, Belanda itu mestinya mereka membantu negara kita misalnya pinjam dana tanpa bunga. Karena dulu mereka ambil semua rempah, emas, nikel dan lain-lain. Jadi wajarlah kalau mereka kaya dan lebih maju dari negara kita 100 tahun lebih dulu. Menurutku seharusnya gak cuma minta maaf aja. Lucu juga rasanya kalau ada maling tiba-tiba kerumah kita pakai jas dan sepatu mengkilat yang kayaknya itu milik kita dan bilang, “maaf ya bu, saya waktu itu ngerampok rumah ibu. Maafkan ya…”
Lalu kita bilang, “muhun, yaa gak papa kok, hati-hati yaa di jalan…” Terus kayak gak ada apa-apa gitu, sementara dia kita liat makin kaya dan kita makin miskin, seperti sinetron ya hehe…
Kita semua tentu mahfum bagaimana sejarah yang diajarkan disekolah dari SD hingga SMA, berapa ratus tahun Belanda menjajah bangsa Indonesia dan mengambil kekayaan bangsa Indonesia. Jangan sampai dijajah lagi untuk kesekian kalinya oleh yang lain atau sudah?! Atau kita lagi dijajah kali ya cuma bentuknya lain.
Baca Juga: Mengenal Pengasuhan Anak di Belanda
Belanda, Keju dan Penjajahan
Kadang maling itu bentuknya gak kayak maling, bisa macam-macam.
Kemudian negeri Belanda ini karena letaknya di bawah permukaan laut banget, maka mengandalkan dam/bendungan yang sangat tinggi dan kuat. Kebayang gak laut di bendung dibuat pagar kayak tembok china gitu sepanjang pantai. Jadi sebenernya reklamasi pantai bisa juga kali dibuat bendungan gitu seingga Jakarta bisa gak banjir lagi, tapi gak tahu deh namanya juga pikiran emak-emak.
Aku berkunjung ke Amsterdam di Belanda. Bentuk rumahnya lucu-lucu tapi sebagian besar sih hidup di apartemen, walikotanya Yahudi, kalau di Rotterdam walikotanya muslim. Disini kebebasan agama cukup dihargai tinggi, cuma biasa deh ada aja orang-orang yang cukup rasial. Tambah lagi berita di-TV banyaknya hal-hal yang sensitif, disiarkan berjam-jam, kayak penembakan di Istanbul, Syria imigrants dan lain-lain.
Tapi kalau kita mau sholat, bisa sholat dimana saja asalkan ada sajadahm kalau dulu berapa tahun lalu gak bisa (seingatku sih). Sekarang musim dingin, lebih dingin dari kulkas, sekitar minus dua. Jadi jam 4 toko sudah tutup, langit dah mulai gelap dan memang siang terasa pendek, tahu-tahu hari itu sudah selesai gitu dan tahu-tahu dah mesti tidur. Baru kali ini aku tidur pukul 8 malam, dah kayak nenekku di Cirebon yang habis sholat Isya langsung bobo setelah nyopotin gigi palsunya. Gak ada hubungannya dengan Belanda ya? Tapi nenekku tuh pinter bahasa Belanda dan bahasa Sunda loh. Sekarang setelah tahu Bahasa Belanda itu susah, aku jadi mikir, ternyata nenekku tuh keren ya… dulu kayaknya biasa aja.
Di Belanda banyak kata-kata yang kita dah kenal seperti; WC, toko, tas, kelar, ubin, om, tante, korting dan lainnya, tapi kalimat secara overall emang susah dimengerti dan aku tak mencoba untuk mengerti.
Waktu di Rotterdam, aku sempat kulineran dengan makanan traditional Belanda. Alhamdulillah yang jual keluarga Turkye. Lucu deh, mereka bersaudara yang iparnya jualan kue, yang adiknya jualan kacang dan manisan, dan neneknya jualan keju dari farm sendiri. Mereka udah lama tinggal di Belanda dan punya farm keluarga.
Ada pofertjess -kue cubit dari Belanda-, ada kue kelapa -ini di Jakarta kayaknya gak ada-, aneka waffle sayangnya aku gak suka. Macam-macam deh, nyobain semua kue dan cheese kayak tikus kata Ben.
Keju disini lucu-lucu, warna-warni dan di proses dengan cara yang halal. Seharusnya bisa didaftarkan ke MUI…hehe..
Kenapa Indonesia tidak menghasilkan keju ya? Padahal banyak sapi.
Kenapa Belanda gak mengajarkan kita bikin keju ya?!
Apakah karena budaya? Atau sejenis pengkastaan yang terbentuk dari zaman Belanda. Orang Belanda dan noni-noni makan keju, sementara pribumi asli makan tempe. (w)