ChanelMuslim.com- Indonesia terkenal dengan ragam kuliner yang kaya akan rempah dan berbagai jenis bumbu lainnya. Keragaman rasa, mulai dari pedas, asin, gurih, dan manis berpadu harmonis, ditambah aroma-aroma rempah yang begitu menggugah selera.
Tapi, ternyata masakan kaya bumbu seperti ini tidak lazim ditemukan pada budaya kuliner di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kendati demikian, cita rasa masakan dari wilayah timur Indonesia ini tentu saja tak kalah nikmat loh.
Dikutip Antara, Senin (30/08/2021) Ade Putri, seorang culinary storyteller menyimpulkan bahwa kuliner NTT memiliki karakteristik yang khas, yaitu penggunaan bumbu yang sangat minimalis.
Ade mengatakan bahwa kuliner NTT lebih menonjolkan bahan asli, tidak memberi banyak tambahan bumbu sebagai cita rasa. Jadi, proses memasaknya pun sederhana saja.
Agroecosystem Program Manager dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) Renata Puji Sumedi Hanggarawati menambahkan, setelah menangkap berbagai jenis ikan dari laut, masyarakat NTT tidak memberi bumbu macam-macam.
“Hanya dibakar saja, misalnya. Sehingga, rasa daging ikan laut yang manis bisa dinikmati. Itu karena ikannya segar dari laut. Atau, menu favoritnya adalah ikan kuah asam. Hanya dengan rempah jahe, lengkuas, tomat, garam, dan irisan daun jeruk, cita rasanya luar biasa,” ujar Puji dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Selasa.
Baca Juga :Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner di Masa Pandemi
Meski menggunakan bahan yang minimalis ada banyak sumber pangan di kawasan timur Indonesia. Puji menjelaskan dalam tradisi Suku Lamaholot di Flores Timur juga dikenal legenda Tonu Wujo, tokoh perempuan yang rela mati dan tubuhnya terburai menjadi beragam sumber pangan, seperti ragam benih biji-bijian dan sayuran.
Pola konsumsi pangan lokal menjadi tradisi yang turun-temurun. Dari sumber karbohidrat, protein nabati, hingga protein hewani darat dan laut. Pangan lokal tersedia di alam dan dikelola secara arif dan tetap bergizi.
Namun, seiring perkembangan teknologi dan modernisasi, kebiasaan baik itu meluntur, termasuk perubahan ke pola konsumsi instan.
“Kita perlu meyakinkan bahwa sumber pangan lokal mereka sangat bergizi dan mengajak mereka untuk kembali mengonsumsinya,” kata Puji.
Dengan sosialisasi demikian, Puji berpendapat para petani akan terus menanamnya. Selain bisa dikonsumsi sendiri, petani juga bisa mendapatkan nilai ekonomi saat menjual hasil panen.
“Jenis tanamannya disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masing-masing daerah dan terbukti adaptif. Tidak dipaksa harus menanam tanaman tertentu yang diperkenalkan dari luar,” tambah dia.
Baca Juga : Ide Makanan Penutup yang Unik dan Menarik dari Dua Jenama Kuliner Jakarta
Mengenal Kuliner Nusa Tenggara Timur, Gunakan Bumbu yang Sangat Minumalis
Bicara soal bahan pangan lokal, #IndonesiaBikinBangga karena jenisnya memang sangat banyak. Setiap daerah punya bahan pangan yang khas dan unik. Di NTT Anda bisa menemukan lima bahan-bahan berikut.
Sorgum
Sorgum merupakan sumber pangan tinggi protein. Ade sendiri sudah mengonsumsi sorgum selama sekitar 3 tahun dan memakai sorgum sebagai pengganti nasi.
“Tekstur dan rasanya tidak jauh berbeda dengan nasi dari beras. Cara dan lama memasaknya pun sama, bisa juga dengan rice cooker. Hanya takaran airnya saja yang sedikit berbeda, tapi saran takaran air biasanya dicantumkan pada kemasan. Aku pernah membuat kreasi bubur Manado dari sorgum. Enak banget! Belum lama ini aku juga baru mencoba membuat pancake dari tepung sorgum,” kata Ade.
Ade juga senang mencampur-campur bahan. Terinspirasi dari masakan internasional yang gemar menambahkan biji-bijian, seperti barley, ia terkadang mencampur beras dan sorgum.
Jewawut
Jewawut tidak dikonsumsi sebagai pengganti nasi oleh masyarakat NTT melainkan lebih sebagai kudapan.
Kacang-kacangan
Siapa sangka bahwa NTT adalah surganya kacang. Masyarakat NTT terkadang mencampurkan kacang ke dalam sayuran, nasi, jagung, atau bisa juga dibuat camilan, seperti kacang goreng dan kacang rebus.
Ada kacang tanah dari Sumba, kacang hijau dari Flores Timur, kacang merah pun macam-macam. Ada kacang merah Ende, Paleo, dan Flores Timur, dengan rupa polos maupun seperti batik.
Daun Kelor
Di kota besar daun sedang naik daun karena memiliki nilai gizi yang sangat baik. Selain antioksidan yang sangat tinggi, kandungan vitamin C di dalamnya 7 kali lipat lebih tinggi daripada jeruk, sementara potasiumnya 15 kali lipat lebih banyak daripada pisang. Tak mengherankan, jika manfaatnya bagi kesehatan juga sangat besar.
Kopi Arabika dan Robusta Flores Manggarai
Untuk tanaman sumber minuman, kopi menjadi salah satu kekhasan di NTT. Banyak daerah penghasil kopi di NTT, salah satunya Manggarai Flores. Minum kopi di rumah bagi warga Manggarai Raya, Flores, sudah menjadi sebuah tradisi. [wmh]