SEBELUM mendapatkan bantuan program Lumbung Pangan yang digulirkan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), perekonomian Taswan Riswanto, petani asal Karawang, Jawa Barat ini terbilang pas-pasan.
Setiap hari, bapak satu orang anak ini hanya mampu mengantongi penghasilan Rp70 ribu per hari dari berjualan tahu crispy keliling kampung. Artinya jika ditotal per bulan Taswan hanya mampu meraup penghasilan maksimal Rp2 jutaan saja.
Di tengah himpitan perekonomian yang mendera keluarga karena penghasilan pas-pasan, pada tahun 2021 Taswan mendapat bantuan permodalan dari BAZNAS sebesar Rp8,5 juta untuk mengelola lahan sawah seluas 1 hektare melalui program Lumbung Pangan.
Baca Juga: BAZNAS Bantu Tingkatkan Usaha Saudagar ZMart Asal Tangerang
Taswan, Petani Lumbung Pangan BAZNAS Raup Rp30 Juta Sekali Panen
Program Lumbung Pangan BAZNAS merupakan program pemberdayaan ekonomi mustahik di sektor pertanian. Dalam program ini, mustahik diberikan bantuan pelatihan, sarana produksi, teknologi serta akses pemasaran.
Taswan merupakan salah satu anggota Kelompok Tani Bina Mandiri binaan BAZNAS di Desa Cikalong, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Ditemui di kediamannya di Desa Cikalong Karawang Jawa Barat, Taswan mengisahkan betapa perekonomian keluarganya pernah mengalami guncangan dan jatuh-bangun.
“Sebelum mendapat bantuan Program Lumbung Pangan dari BAZNAS, kondisi perekonomian keluarga saya jauh dari kata cukup,” kisahnya.
Taswan bersyukur, setelah mendapatkan bantuan permodalan dari BAZNAS, usaha pertaniannya berkembang. Dari semula hanya mengelola 1 hektare lahan, kini ia telah mampu menyewa 2 hektare lahan tambahan sehingga menambah penghasilan.
Selain itu, dari penghasilan yang didapatkan, Taswan juga mampu menambah kegiatan usaha dengan menanam berbagai jenis sayuran dan berternak domba yang jumlahnya sudah mencapai puluhan.
Kini, dari hasil pertanian padi saja Taswan bisa meraup penghasilan kurang lebih Rp30 juta per musim, semetara dalam satu tahun terdapat dua musim panen. Ini belum ditambah dengan penghasilan lainnya seperti sayuran dan ternak domba.
Dengan penghasilan yang diperolehnya, Taswan kini telah bertransformasi dari mustahik menjadi muzaki. Taswan pun tak lupa untuk mengeluarkan kewajiban zakat hasil pertaniannya.
“Saya berterima kasih kepada para muzaki yang telah membantu membukakan jalan rezeki untuk saya melalui usaha pertanian ini, sehingga menjadi lebih baik,” ujar Taswan dengan mata berkaca-kaca.
Sementara, saat dihubungi, Selasa (7/3/2023) Agus, pendamping BAZNAS untuk kelompok tani di Desa Cikalong, Kabupaten Karawang, menyebutkan bahwa peningkatan hasil pertanian mereka salah satunya dikarenakan menerapkan pertanian semi organik.
“Dengan menerapkan pertanian semi organik, peningkatan terjadi rata-rata dari 5 ton menjadi 6-8 ton per hektarnya. Tentu ini sangat menguntungkan,” kata Agus.
Namun demikian, belum semua petani di wilayahnya mau menerapkan pertanian ramah lingkungan tersebut, meskipun hasilnya sudah dibuktikan oleh Taswan dan kawan-kawan yang lain. [Ln]