INDONESIA kaya akan keberagaman budaya dan seni, termasuk dalam dunia tekstil. Kain tenun dan songket adalah dua warisan budaya yang tak hanya memikat mata dengan keindahannya, tetapi juga mengandung nilai-nilai keterampilan dan tradisi yang mendalam.
Mendorong kemajuan pelestarian budaya khususnya pada anak muda yang saat ini populasinya sangat banyak. Kami menggelar kembali untuk ke-3 kalinya Pemilihan Putra-Putri Tenun Dan Songket 2023.
Ajang Putra Putri Tenun Songket Indonesia tahun ini pada awalnya diikuti 38 peserta dari berbagai provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Maluku, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya dll.
“Para peserta mengikuti beberapa tahap seleksi sampai akhirnya lolos dari 38 finalis menjadi 10 finalis dan kemudian 6 finalis, terakhir keluar pemenang sesungguhnya,” terang Ana diacara malam Pemilihan Putra-Putri Tenun dan Songket 2023, TMI, Jakarta (17/12).
Melangkah Bersama Kain Tenun dan Songket: Pemilihan Putra-Putri Tenun Songket Indonesia 2023, Mencetak Duta Bangsa Berkarakter yang Siap Melestarikan dan Mengembangkan Kekayaan Budaya Daerah
Baca juga: Mengenal Lipaq Saqbe, Kain Tenun Khas Mandar Sulbar
Prof. Dr. Hj. Anna Mariana, S.H., M.H, MBA, Founder Yayasan PPTSI menerangkan ada lima kriteria yang ditekankan dewan juri: Pertama adalah pengetahuan budaya khususnya tentang tenun dan songket. Kedua adalah wawasan kebangsaan yang menjadikan mereka pemuda berkarakter.
Ketiga adalah kuat dalam sisi ilmu baik itu tentang budaya, wawasan kebangsaan, etika, moral, pengetahuan politik, pengetahuan bahasa asing (terutama bahasa Inggris). Keempat adalah kemampuan public speaking.
Dan kelima adalah pemahaman yang baik seputar ekonomi dan bisnis (kemampuan entrepreneur). Selain itu para finalis juga harus dapat memiliki komitmen serta konsistensi menjadikan Tenun dan Songket Indonesia sebagai warisan budaya dunia dan perekat komponen bangsa.
Kami juga berharap melalui ajang ini para generasi muda akan semakin banyak yang mencintai, memahami, menghargai warisan budaya bangsanya sendiri, serta sebagai upaya pelestarian dan pengetahuan mengenai tenun dan songket tradisional dari berbagai daerah nyamasing-masing, serta memahami secara produk knowlagenya.
Sebagaimana tenun & songket tradisional merupakan jati diri, ciri khas budaya bangsa Indonesia, serta dapat menjadi kebanggaan dalam menggunakan produk dalam negeri.
“Para finalis nantinya akan menjadi duta budaya yang menjadi harapan bangsa yang akan terus membawa nama baik bangsa Indonesia dikancah nasional maupun internasional,” harap Anna.