ChanelMuslim.com – Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diketahui mengidap kanker prostat stadium awal. Apa dan bagaimana deteksi dini penyakit tersebut? Yuk, ketahui lebih lanjut.
Setelah menjalani berbagai metode pemeriksaan seperti MRI, biopsi, Positron Emission Tomography (PET) Specific Membrane Antigen (SMA) Scan, dan pemeriksaan lain, SBY dikabarkan akan terbang ke Amerika Serikat untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
Keputusan itu diambil karena medical treatment di rumah sakit di luar negeri tersebut memiliki pengalaman panjang dan teknologi yang maju untuk menangani kanker prostat.
Sahabat Muslim, untuk kamu ketahui, kanker prostat adalah kanker pada pria yang berkembang di dalam kelenjar prostat, dan umumnya ditandai dengan gangguan buang air kecil.
Sebagian besar penderita kanker prostat berusia di atas 65 tahun. Kanker ini tidak bersifat agresif dan berkembang secara perlahan.
Prostat merupakan kelenjar pada pria yang terletak di bawah kandung kemih dan di sekitar saluran kencing. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi cairan yang membawa air mani atau semen dan membantu mengeluarkan air mani saat ejakulasi.
Normalnya, ukuran prostat sebesar 15-25 ml atau seukuran chestnut. Namun, seiring bertambahnya usia, prostat bisa bertambah besar usia akibat perubahan hormonal.
Menurut data WHO, kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang paling sering dialami oleh pria.
Diperkirakan sekitar 1,3 juta pria di seluruh dunia menderita kanker prostat.
Di Indonesia, kanker prostat menempati urutan ke-2 sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita pada pria.
Baca Juga: Deteksi Prostat Berbeda dengan Kanker Payudara
Presiden Keenam RI Terkena Kanker Prostat Stadium Awal, Ini Pentingnya Deteksi Dini
Menurut Dokter Spesialis Urologi dari Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp.U(K), PhD., mendeteksi prostat tidak seperti kanker payudara, tidak bisa dengan meraba organ tubuh tertentu karena posisinya yang berada di dalam kandung kemih.
Sebagai salah satu langkah deteksi, Dokter Agus menyarankan agar para pria melakukan pemeriksaan antigen spesifik prostat atau yang biasa disebut PSA.
PSA dilakukan dengan mengambil sampel darah atau pemeriksaan darah tanpa mempertimbangkan waktu tertentu.
Nilai normal PSA yakni di bawah 4 ng/ml. Kemungkinan terjadinya kanker akan meningkat seiring dengan peningkatan PSA.
Kadar PSA 3,1-4 ng/ml dikaitkan dengan risiko kanker prostat sebesar 26,9 persen. Peningkatan nilai apabila terdapat pembesaran pada prostat jinak, prostatitis, dan kondisi jinak lainnya.
Ketua Prostate Awareness Month itu juga mengatakan bahwa skrining kanker sebaiknya dilakukan setahun sekali bersamaan dengan medical check-up.
Skrining untuk kanker prostat sebaiknya mulai dilakukan bagi pria berusia di atas 45 tahun dengan riwayat kanker prostat pada keluarganya dan pria berusia di atas 50 tahun yang memiliki keluhan gangguan berkemih.
Selain PSA, deteksi dini kanker prostat juga bisa melalui Digital Rectal Exam (DRE) atau colok dubur untuk menilai dan melihat ukuran prostat, konsistensi, bentuk, serta ada atau tidaknya abnormalitas bentuk pada prostat dan wawancara riwayat penyakit (anamnesis).
Lebih lanjut, diagnosis seorang pria terkena atau tidaknya kanker melalui biopsi yang bisa dilakukan melalui lubang dubur atau selangkangan dan pemeriksaan pencitraan seperti TRUS, CT, mpMRI hingga bone scan.
Sahabat Muslim, itulah pentingnya deteksi dini kanker prostat bagi pria.
Kesehatan adalah anugerah tak ternilai yang dititipkan Allah Subhanahu wa taala kepada kita semua. Semoga kita lebih menghargai dan menjaga kesehatan diri sehingga terhindar dari penyakit berbahaya.[ind]