ChanelMuslim.com – Terdapat beberapa penyebab gigi ngilu saat mengonsumsi makanan dingin atau panas. Kita bisa mengetahui bagaimana cara mengatasinya berdasarkan penyebab apa yang kita alami.
Baca Juga: Obati Sakit Gigi dalam Sekejap dengan Biji Pala
Resesi Gusi Bisa jadi Penyebab Gigi Ngilu
Dilansir laman rspondokindah.co.id, sebuah artikel kesehatan yang ditulis oleh Spesialis Konservasi Gigi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, drg. Priscilla Daniego Pahlawan, Sp.KG, gigi ngilu akibat gigi sensitif/hipersensitif dentin terjadi ketika ada rasa ngilu singkat dan tajam yang disebabkan oleh terbukanya lapisan dentin saat menerima rangsangan.
Lapisan dentin merupakan lapisan gigi yang tertutup oleh email pada daerah mahkota dan sementum di sekitar akar gigi.
Rangsangan ngilu yang diterima oleh lapisan ini bukan disebabkan oleh kelainan pada gigi atau penyakit gigi lainnya, tetapi dapat berupa rangsang termal (makanan atau minuman dingin dan panas, udara dingin), osmotik (makanan minuman manis dan asam), dan taktil (penyikatan gigi).
Penyebab gigi sensitif itu bisa terjadi karena resesi gusi, erosi, abrasi, abfraksi, dan atrisi gigi dapat menyebabkan dentin terbuka. Kondisi dentin terbuka ini kemudian menyebabkan pergerakan cairan pada saluran dentin yang mengaktifkan serabut saraf penyebab timbulnya nyeri.
Keadaan nyeri yang timbul tersebut dapat terlokalisir di salah satu area saja, atau bahkan dapat memengaruhi berbagai permukaan gigi secara keseluruhan.
Dentin gigi yang terbuka dapat mencapai leher gigi (servikal). Efek samping beberapa tindakan pada gigi juga dapat menyebabkan dentin gigi terbuka, seperti pembersihan karang gigi dan akar gigi (scaling dan root planning), serta tahapan pembentukan dan pemolesan pada tindakan penambalan gigi.
Penyikatan gigi dengan tekanan yang besar (terutama setelah mengonsumsi makanan/minuman yang asam), juga dapat menyebabkan terbukanya dentin.
Penyebab lain dari gigi sensitif adalah resesi gusi. Pada kondisi ini, tulang bukal atau tulang bagian/sisi dekat pipi yang memberikan peredaran darah utama pada gusi daerah bukal bisa menghilang.
Hilangnya tulang bukal inilah yang mengakibatkan penurunan/resesi gusi.
Penyebab tersebut bisa diatasi dengan penggunaan bahan desensitisasi, yaitu pasta gigi khusus yang mengandung potasium nitrat, atau obat kumur tertentu, restorasi gigi, perawatan ortodontik, dan pembedahan.
Baca Juga: Waspada, Sakit Gigi Bisa Sebabkan Penyakit Jantung
Abrasi Gigi
Kemudian, penyebab lainnya adalah abrasi gigi yang merupakan hilangnya struktur gigi oleh gaya mekanis dari benda asing yang dapat menyebabkan sensitivitas.
Hal ini bisa ditangani dengan penggunaan sikat gigi dengan bulu yang halus, menghindari penggunaan jenis pasta gigi abrasif, menyikat gigi dengan gerakan memutar yang perlahan, dan tidak menyikat gigi seketika setelah makan.
Tunggu sekitar 1 jam untuk menyikat gigi, terutama setelah mengonsumsi makanan/minuman yang asam.
Selain itu, ada erosi, yaitu kehilangan lapisan email gigi karena adanya pelarutan secara kimiawi oleh asam yang bukan disebabkan oleh bakteri.
Erosi gigi dapat ditangani dengan memperbaiki pola hidup dan mengurangi konsumsi makanan/minuman yang mengandung asam, pemberian flouride, dan konsumsi produk yogurt dan susu (yang tidak memiliki kandungan gula tinggi di dalamnya).
Minum air putih atau berkumur setelah mengonsumsi makanan manis dan asam serta mengunyah permen karet tanpa gula (sugar free)
Penyebab lainnya adalah abfraksi yang dapat terjadi apabila ada ketidakseimbangan dalam pengunyahan sehingga menyebabkan munculnya gaya fleksural pada tonjolan mahkota gigi, dan pemusatan tekanan kunyah pada daerah yang rentan yaitu bagian leher gigi (daerah servikal).
Lesi abfraksi karena tekanan kunyah ini dapat melemahkan daerah struktur leher gigi sehingga email, sementum, dan dentin terlepas dari daerah leher gigi.
Abfraksi pada gigi dapat dihindari dengan mengeliminasi penyebab terjadinya kebiasaan parafungsional (bruxism), perbaikan teknik dalam menyikat gigi, dan membentuk kembali permukaan kotak gigi geligi dengan pengasahan untuk menciptakan hubungan kontak yang harmonis antara gigi geligi rahang atas dan bawah (occlusal adjustment) serta prosedur restorasi gigi.
Terakhir, ada atrisi yang merupakan berkontaknya gigi geligi yang dapat menyebabkan adanya kehilangan struktur gigi pada permukaan dan tepi mahkota gigi (insisal gigi).
Terapi pengobatan atris bisa dengan menghilangkan kebiasaan buruk yang yang dapat menyebabkan kerusakan mahkota gigi, seperti menggertakkan gigi saat tidur, pembuatan mahkota splint, dan pembuatan restorasi pada gigi.
Sahabat Muslim, itulah penyebab gigi ngilu dan bagaimana cara mengatasinya. Kita juga bisa menjaga kesehatan sekaligus kebersihan gigi kita sesuai apa yang diajarkan Rasulullah, yaitu bersiwak. [Cms]