ChanelMuslim.com – Jangan langsung senang begitu saja ketika hasil tes antigen kita menunjukkan negatif karena saat tes PCR belum tentu menunjukkan hal yang sama.
Selain itu, hasil tes PCR negatif yang baru dilakukan satu kali juga belum tentu menunjukkan kita bebas Covid-19.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diketahui Soal Rapid Test Antigen
Jangan Puas dengan Hasil Antigen Negatif
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama dalam acara “Ngobrol Bareng” yang diselenggarakan oleh FIM Jakarta & Cerita Orang Dalam Ahad, (4/7/2021).
Menurutnya, kita baru bisa memastikan diri benar-benar bebas dari Covid-19 setelah dilakukan dua kali test PCR.
“Contoh kasus, ayah bergejala tanggal 1 juli. Kemudian, ditest antigen hasilnya negatif, tetapi jangan puas. Tanggal 2 Juli segera lakukan PCR. Dua kali negatif dulu baru itu bisa dipastikan bukan Covid. Tanggal 3 Juli harus dites PCR lagi,” ujarnya.
Kemudian, Dokter Ngabila juga memberikan contoh lainnya, yaitu ketika kita melakukan kontak erat dengan pasien positif di kantor.
Misal, tanggal 1 Juli kita kontak erat dengannya. Setelah itu, tanggal 2 dites dan menunjukkan negatif. Namun, dalam pedoman Kemenkes, seharusnya kita melakukan isolasi 5 hari.
Tanggal 1 PCR menunjukkan negatif, tetapi tetap lakukan isolasi. Kemudian, tanggal 5 lakukan PCR kedua untuk melihat apakah dinyatakan Covid atau tidak.
Ia mengingatkan bahwa konsep-konsep seperti ini seharusnya tidak boleh disepelekan karena kita harus mendeteksi virus Covid-19 sejak dini agar proses penyembuhan bisa cepat dan efektif.
Baca Juga: BAZNAS Buka Pos Layanan Swab Antigen Pemudik
Terlambat Mendiagnosis
Banyak dari kita yang selalu terlambat dalam mendiagnosis. Hal ini tentu saja menyebabkan keterlambatan penyembuhan.
“Kita mendiagnosis sudah telat. Misal, 1 Juli dapat virus dari orang lain, tanggal 3 kita baru bergejala. Akhirnya, Tanggal 5 itu kita baru tes PCR dan hasilnya baru keluar tanggal 7. Seharusnya, kita sudah sehat di tanggal 7 itu apabila sudah terdeteksi sejak dini,” jelasnya.
Oleh sebab itu, untuk mencegah penularan virus yang terus terjadi ini, Dokter Ngabila pun menyatakan bahwa menerapkan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas ditambah melakukan vaksinasi merupakan harga mati.
“Semua vaksin itu aman, berkualitas, dan halal. Jangan milih-milih merk dan jangan sampai nantangin virus di tubuh kita,” lanjut Dokter Ngabila.
Efektifitas vaksinasi dalam melindungi diri mencapai 70-80%. Harapannya dengan divaksin, ketika terpapar virus, maka kita tidak akan mengalami gejala berat atau sampai meninggal.
Dokter Ngabila mengingatkan tidak ada alasan seseorang tidak mau divaksin dan pemerintah tidak mungkin memberi sesuatu yang tidak bermanfaat untuk masyarakat.
Dengan divaksinasi, kita bisa melindungi anggota keluarga sekitar yang tidak diizinkan divaksin, seperti anak balita, ibu hamil, dan sebagainya. [Cms]