COVID-19 kembali naik, masyarakat diminta tetap waspada jika berada di tengah keramaian. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjangkit covid-19?
Pakar herbal dan pengobatan Islam dr. Agus Rahmadi, M.Biomed., M.A. menulis bahwa sebelum kita mengetahui cara pencegahannya, kita harus kenal terlebih dahulu, apa sebenarnya virus “bermahkota” ini.
Virus sejatinya adalah mahluk hidup yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa taala.
Virus berukuran sangat kecil, bahkan tidak dapat dilihat begitu saja tanpa menggunakan mikroskop elektron.
Virus terdiri dari asam nukleat (RNA) yang jika berada di luar tubuh inang tidak dapat bertahan hidup.
Akan tetapi, dalam tubuh inang, virus akan hidup bahkan mereplika diri hingga dapat mengakibatkan kematian sang inang.
Baca Juga: Sub Baru Varian Covid-19 XE, XD, dan XF
Rahasia Imun
Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat memusnahkan virus.
Virus hanya berpindah dari tubuh inang yang kuat daya tahannya kepada inang baru yang dapat dihuni. Oleh karena itu, obat infeksi virus sebenarnya adalah daya tahan tubuh atau imunitas.
Masalahnya, tidak ada seorangpun yang tahu seberapa kuat daya tahan tubuh yang dimilikinya. Ini berkaitan erat dengan sistem imun yang ada di dalam tubuh setiap orang.
Sistem imun ini bahkan tidak dapat dikendalikan oleh si pemilik tubuh sendiri.
Di sinilah kita menyaksikan kuasa Allah Subhanahu wa taala. Di dalam tubuh kita sendiri. Sistem imun hanya Allah-lah yang berkuasa menentukan.
Dalam keadaan optimal atau lemah. Kita mungkin dapat membaca teori tentang faktor-faktor yang menguatkan atau melemahkan imunitas.
Akan tetapi, dalam mekanismenya, Allah-lah yang berkuasa meningkatkan atau menurunkannya.
Adanya Covid 19 ini, merupakan pengingat untuk kita semua bahwa kita adalah mahluk yang lemah. Kita bisa bertahan karena Allah Subhanahu wa taala memberikan kemampuan pada kita untuk bertahan.
Kita masih sehat hingga hari ini karena Allah berikan petunjuk dan perlindungan-Nya sehingga kita bisa tetap sehat.
Suplemen atau obat hanyalah perantara karena kuasa-Nya lah yang mengizinkan kita ada dalam keadaan tak kurang sesuatupun hingga hari ini.
Sebagaimana hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang mengisahkan seorang Arab Badui yang berkata bahwa untanya terserang penyakit kudis. Unta ini pasti akan menulari unta lain yang sehat.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kemudian bertanya, “Siapa yang membuat membuat unta pertama tertular?”
Artinya, unta itu tidak akan sakit kecuali ada yang menularkan/ menempelkan penyakit kudis itu kepadanya.
Sementara unta itu adalah yang pertama terdeteksi sakit. Bagaimana penyakit itu bisa menjangkit? Lalu, apakah seekor unta bisa berkuasa membuat temannya sakit?
Inilah kuasa Allah Subhanahu wa taala yang menentukan; bagaimana penyakit tersebut bisa menempel pada unta atau bahkan manusia,
bagaimana penyakit itu bisa meruntuhkan pertahanan imun, dan bagaimana kemudian Allah mengizinkan penyakit itu berkembang biak dan benar-benar membuat seekor unta sakit, bahkan kemudian menulari yang lain.
Baca Juga: 4 Macam Kelompok yang Terpapar Gangguan Jiwa karena Pandemi Covid-19
Ikhtiar Terbaik
Di sinilah fungsi iman dalam diri seorang Muslim untuk meyakini bahwa segala penyakit atau masalah datang dari Allah dan akan kembali pula kepada Allah Subhanahu wa taala.
Termasuk menghadapi pandemi Covid 19 saat ini. Lalu, apakah ini sama dengan kita berdiam diri begitu saja menghadapi pandemi saat ini?
Tentu saja, meyakini kekuasaan Allah adalah usaha pertama dan utama, juga pastinya tak mudah (apalagi bagi yang terdampak).
Selanjutnya, melakukan usaha preventif yang dilakukan oleh Rasululllah Shallallahu alaihi wa sallam.
Tindakan preventif ini penting karena Rasulullah yang mengajarkan dan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali bila kaum itu sendiri yang mengusahakannya.
Pertama, jangan datang ke daerah yang tengah dilanda wabah atau bila kita yang sedang berada di wilayah wabah, jangan keluar dari wilayah tersebut (HR. Bukhari dan Muslim).
Inilah yang disebut dengan karantina yang kini tengah diterapkan oleh pemerintah kita. Karantina ini tujuannya untuk memutus mata rantai penularan virus.
Masa inkubasi virus dalam tubuh inang selama 14 hari.
Bila dalam 14 hari inang dalam keadaan sehat dan virus harus mencari inang baru untuk menetap, maka dengan adanya karantina, virus tidak akan mendapatkan inang dan melemah dengan sendirinya.
Kedua, jangan mencampurbaurkan antara yang sakit dengan yang sehat (HR. Bukhari dan Muslim).
Karena, kita tidak pernah tahu imunitas yang kita miliki. Menjauhlah dari kerumunan orang yang di dalamnya terlihat adanya orang sakit atau tidak bergejala sekalipun.
Inilah yang kini diterapkan sebagai physical distancing.
Ketiga, mari berusaha untuk meningkatkan imunitas yang ada dalam diri kita karena Allah lebih mencintai Muslim yang kuat dibandingkan Muslim yang lemah (HR. Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, dan An-Nasai).
Baca Juga: Covidku Hilang dengan Bantuan Dzikirullah (Bag. 4)
Cara Mencegah Terjangkit Covid-19
Konsumsi makanan yang halal dan baik
Makanan yang halal dan baik ini mengacu pada apa yang diajarkan oleh Rasulullah dan yang biasa diberikan oleh orangtua kita.
Seperti makanan organik yang mengandung banyak nutrisi dan vitamin C dan E. Juga bisa ditambah dengan asupan tambahan yang mengandung prebiotik.
Meski belum ada penelitian yang menyatakan bahwa prebiotik bisa melawan Covid-19, tetapi kandungan prebiotik sangat baik untuk meningkatkan respon imun.
Obat yang berasal dari herbal juga sangat membantu meningkatkan imunitas.
Habatussauda, minyak zaitun, madu, dan kurma; seperti yang diajarkan orangtua kita untuk mengonsumsinya adalah beberapa pilihan yang sangat direkomendasikan.
Akan tetapi, kita juga harus ingat bahwa meski herbal membantu meningkatkan imunitas, respon tubuh tiap orang juga berbeda-beda.
Bila seseorang memiliki comorbid (faktor pemberat seperti penyakit diabetes, jantung, obesitas, dan lainnya), maka respon tubuh terhadap imunitas yang hendak dibangun dengan herbal juga berbeda.
Perbanyak ibadah sunnah
Ibadah sunnah ini fungsinya sangat penting. Di samping untuk menguatkan iman dan kejiwaan kita agar tetap tenang dan kuat, ibadah sunnah ini juga penting untuk menjaga agar kita tidak terkena stres akibat terdampak pandemi ini.
Jika kita tercekam rasa ketakutan oleh ancaman virus atau gundah akibat efek domino virus, maka mendekatlah lebih rapat kepada Allah agar kita tetap tenang dan imunitas kita tidak dikorosi stress.
Berdzikirlah maka hati kita akan tenang.
Akhirnya, marilah bersama mengingat bahwa hidup ini pada hakikatnya adalah rangkaian ibadah kepada Allah Subhanahu wa taala.
Dalam keadaan apapun, jadikanlah sabar dan tawakal sebagai solusi pertama setiap masalah yang datang, termasuk masalah kesehatan yang kini menghadang kita.
Jangan terlampau dicekam ketakutan akan Covid-19 dan dampaknya. Juga jangan abai dan tak melakukan usaha preventif untuk menghalau makhluk Allah yang satu ini dari diri dan orang-orang yang kita cintai.
Ikuti apa yang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ajarkan. Yakinlah bahwa apapun yang terjadi adalah bagian dari kehendak dan kekuasaan Allah Subhanahu wa taala. Laa haula walaa quwwata ilaa billah.
Tulisan ini merupakan intisari live interaktif Bincang-bincang Sehat dr. Agus Rahmadi, M.Biomed M.A yang ditayangkan Ummat. Program ini kerja sama Ummat TV dengan Klinik Sehat.[ind]