ChanelMuslim.com – Air Susu Ibu (ASI) eksklusif bantu tingkatkan kekebalan tubuh bayi yang sangat penting pada masa pandemi Covid-19 ini. Namun, pandemi ini juga membuat banyak ibu-ibu di Indonesia tidak bisa memberi ASI eksklusif kepada anaknya.
Baca Juga: Kamboja Mulai Larang Ekspor Air Susu Ibu ke Amerika Serikat
ASI Eksklusif Bisa Diberikan walau Ibu Menyusui Positif Covid-19
Hal tersebut disebabkan oleh status kesehatan ibu, ibu yang meninggal, terbatasnya dukungan serta penurunan jumlah kunjungan ibu menyusui ke faskes seperti puskesmas maupun posyandu.
Oleh sebab itu, dilansir laman kemkes.go.id, Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kartini Rustandi menyatakan bahwa diperlukan dukungan baik dukungan moral, spiritual maupun kebijakan kepada ibu menyusui agar tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya apapun status kesehatan sang ibu.
Menyusui secara signifikan mampu meningkatkan derajat kesehatan, perlindungan maupun kesejahteraan untuk ibu, bayi maupun keluarga.
Para ibu yang terkonfirmasi positif Covid-19 tidak perlu khawatir karena kata Satgas ASI Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), Wiyarni Pambudi menyebutkan ibu menyusui yang terkonfirmasi positif Covid-19 tetap bisa memberikan ASI ekslusif untuk buah hatinya.
Berdasarkan hasil penelitian, ASI pada ibu positif Covid-19 memiliki kandungan antibodi yang tinggi.
”Pada ibu yang terkonfirmasi positif ternyata di dalam ASI nya, mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G, mengalir pula Lactalbumin, Lactoferin dll yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2.
Inilah yang disebut imunisasi pasif yang alami, yang diberikan ibu penyintas Covid-19 kepada bayinya,” kata Wiyarni.
Baca Juga: Jangan Dibuang, Rendaman Air Susu Hangat bisa Lembutkan Kulit Tangan
Peningkatan Kekebalan Tubuh
Kemudian, Wyarni menambahkan bahwa antivitas antibodi sIgA spesifik SARS-CoV-2 dan IgG spesifik dalam air susu penyintas COVID-19 mampu bertahan selama 7-10 bulan pasca infeksi.
Peningkatan kekebalan tubuh, juga ditemukan pada ibu menyusui yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Bahkan, kadar antibodinya telah meningkat sejak 14 hari pasca penyuntikan pertama.
”Pada ibu yang telah vaksinasi COVID-19 ditemukan kadar antibodi slgA spesifik SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat dalam waktu 14 hari pasca vaksinasi dosis pertama, semakin kuat setelah minggu ke-4 dan terukur lebih tinggi pada minggu ke-5 dan ke-6,” ujarnya.
Setelah mengetahui kondisi tersebut, diharapkan agar semua pihak bisa memberi dukungan dan semangat kepada ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif.
ASI tetap dapat diberikan dengan tetap melakukan protokol kesehatan ketat dan tidak mengalami gejala yang berat, jadi ibu masih bisa menyusui anaknya secara langsung.
Apabila seorang ibu merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk menyusui langsung, maka bayi dapat diberikan ASI perah (ASIP) baik oleh ibu maupun anggota keluarga yang lain. Intinya, jangan sampai pemberian ASI pada bayi terputus. [Cms]