MESKI dasarnya lucu-lucuan, prank dan candaan sangat berbeda. Dari perbedaan inilah dampak yang ditimbulkan prank dengan candaan juga sama-sama berbeda.
Tiga hal berikut ini merupakan di antara yang membedakan prank dengan candaan. Yaitu:
Satu, candaan bertujuan menghibur sementara prank mengerjai.
Candaan merupakan hal biasa dalam bunga-bunga pergaulan. Justru tanpa candaan, interaksi menjadi terasa kaku dan membosankan.
Misalnya, dalam sebuah acara kumpul-kumpul keluarga, ada satu orang yang datang telat. Ia pun meminta maaf karena menyebabkan acara menjadi tertunda.
Dalam suasana seperti itu, tentu ada perasaan kaku antara yang sudah lama tiba dengan yang datang telat. Tapi pimpinan acara menyiasatinya dengan candaan. Ia mengatakan, “Kita datang lebih awal sih, jadi nunggunya kelamaan deh.” Semua pun menjadi tertawa.
Sementara jika yang dilakukan dalam bentuk prank, caranya berbeda. Semua yang datang tepat waktu bersembunyi kecuali satu orang.
Orang yang tidak bersembunyi ini pun mengatakan kepada yang datang telat, “Gara-gara kamu sih, yang lain sudah pada pulang duluan!”
Maksudnya memang candaan. Tapi candaannya bukan untuk semua, tapi hanya untuk yang datang tepat waktu. Sementara yang datang telat merasa dikerjai.
Padahal, ia datang telat boleh jadi karena ada alasan penting. Seperti ada keluarga yang sakit, kendaraan mogok, dan lainnya. Ia datang telat saja sudah menjadi beban mental, apalagi ditambah dengan dikerjai bersama-sama.
Dua, candaan apa adanya, sementara prank memanipulasi.
Candaan disampaikan apa adanya. Misalnya, seseorang yang bercanda dengan menceritakan pengalamannya yang lucu. Setelah mendengar cerita lucu itu, yang lain pun menjadi tertawa.
Sementara prank biasanya dilakukan dengan memanipulasi keadaan, baru kemudian menghasilkan reaksi yang lucu. Tapi, kelucuan biasanya bukan untuk orang yang mengalami manipulasi.
Misalnya, ada ketua kelas yang menyampaikan ke teman-temannya kalau guru yang akan mengajar tidak hadir karena sakit. Hal itu ia sampaikan setelah kembali dari ruang guru.
Murid-murid yang lain pun bereaksi macam-macam. Ada yang kesal, ada yang biasa saja, ada juga yang senang.
Di saat murid-murid yang beragam reaksi itu lengah, tiba-tiba guru yang akan mengajar sudah masuk kelas. Apa yang akan terjadi?
Reaksi pun macam-macam. Murid yang kesal akan terhibur karena kesalnya tidak jadi. Murid yang biasa saja juga hanya senyum-senyum kecil.
Namun, murid yang tadinya senang akan berubah drastis. Ia merasa kecewa karena dibohongi. Jadi, manipulasi yang dilakukan berbentuk kebohongan. Dan hal itu bisa merusak pergaulan.
Tiga, candaan tidak berdampak serius kecuali kelucuan saja, sementara prank bisa berdampak serius.
Selama candaan tidak dengan cara menghina atau membohongi, dampaknya akan biasa saja. Yaitu, mengundang tertawa dari pihak lain.
Sementara prank bisa berdampak serius. Misalnya, jika ada korban yang dikerjai punya penyakit tertentu, prank mungkin saja bisa berdampak fatal.
Jika korbannya anak-anak, boleh jadi, prank bisa berdampak psikologis. Misalnya trauma yang berlebihan, dan lainnya.
Jadi, kalau mau nge-prank, hitunglah semua dampak yang mungkin terjadi agar prank memang hanya sekadar candaan biasa. [Mh]