WOMEN in Science menurut pakar Epidemiolog Indonesia, Dewi Nur Aisyah, adalah sebuah jalan berkarya bagi para perempuan yang juga memiliki banyak peran dalam kehidupannya.
Dalam akun IG-nya @dewi.n.aisyah, ia mengungkapkan, bahwa menjadi perempuan, bukan berarti tidak dapat berkarya dan memberikan kontribusi pada dunia.
Sering kali, Dewi mengatakan, ia mendapatkan pertanyaan, “Bagaimana mengatur keinginan menuntut ilmu atau berkarya seorang wanita dengan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu?”
“Menurut saya, menikah dan memiliki anak dengan berkarya dan berdaya bukanlah pilihan yang saling meniadakan. Namun kedudukan yang kehadiran kedua atau ketiganya dapat meningkatkan derajat kemuliaan,” tulisnya.
Sungguh, menjadi istri atau menjadi ibu tidak pernah menghalangimu untuk berdaya bagi sekitarmu.
Jika ditanya kesibukannya, Dewi menjawab sederetan kegiatannya sebagai ibu rumah tangga, pengajar, dan lainnya.
Saya adalah seorang ibu rumah tangga yang saat ini diminta membantu Kementerian Kesehatan untuk mengakselerasi program transformasi digital layanan primer.
Saya adalah seorang ibu sekaligus pengajar dan peneliti di Institute of Epidemiology and Health Care, University College London.
Women in Science
Saya adalah seorang istri yang juga memberikan kontribusi di IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) and AIHSP (Australia Indonesia Health Security Partnership) sebagai Senior Epidemiology and Informatics Adviser.
Saya adalah seorang ilmuwan wanita yang terus berusaha menghasilkan karya untuk Indonesia dan dunia.
“Jika ditanya, bagaimana bisa? Jawabannya adalah kesungguhan dalam merajut ikhtiar dan beramal,” ungkapnya.
Sudah pasti, seorang wanita dengan beragam peran harus memiliki tenaga ekstra, kesabaran dan keikhlasan ekstra, serta kemampuan untuk mengatur waktu dan dirinya agar seimbang senantiasa.
Namun, bukankah surga lebih dekat pada mereka yang lebih besar perjuangannya, lebih indah kesabarannya, lebih terjal mendaki perjalanannya?
“Maka kembali saya sampaikan, meskipun tidak mudah dan perlu perjuangan besar yang tidak sebentar, saya merasa bahwa menjadi seorang ilmuwan perempuan bukanlah sebuah keterbatasan,” tambahnya.
Namun sebuah kesempatan untuk memberikan sebaik-baik teladan, membuktikan bahwa dengan kesungguhan dan keikhlasan, semua akan dapat dijalankan dan mendapatkan hasil yang manis di akhir perjalanan.
Baca Juga: Muslimah dan Sejarah Sains
View this post on Instagram
Ia menyampaikan apresiasi kepada AIHSP, DT Global dan Kedubes Australia yang menjadikan profilnya dalam International Day of Women in Science.
“Terima kasih AIHSP, DT Global dan Australian Embassy telah menjadikan profil saya dalam International Day of Women in Science,” tulisnya.
Sungguh, masih banyak PR yang harus dijalani, namun bukankah hari-hari akan menjadi berarti saat perjuangan dan kerja keras mendampingi?
Maka untukmu wanita Indonesia, teruslah berdaya dan mengangkasa, tak kenal henti melahirkan karya untuk kebaikan semesta.[ind]