• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, 13 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Fashion

Ini Alasan Sarung Sutera Lipa Sabbe Berharga Jutaan Rupiah

29/06/2020
in Fashion
79
SHARES
604
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com – Wajar jika harga kain tenun sutera ini harganya dapat mencapai jutaan rupiah. Bukan hanya karena dilihat dari kualitas bahan yang digunakan, namun juga penghargaan terhadap proses dan nilai-nilai yang dikandung dari hasil budaya itu.

Sarung sutera Bugis yang bahasa daerah di Sulawesi Selatan “lipa sabbe”, sudah tercatat dalam karya sastra terpanjang di dunia “Sureq I Lagaligo” sebagai hasil karya persilangan budaya melalui jalur perdagangan dunia sejak abad XIV – XVII.

Sutera Bugis ini adalah salah satu dari kekayaan budaya Indonesia yang terkenal dengan aneka tenun khasnya di masing-masing daerah.

Tak heran, jika pengembangan tenun sutera dilakukan secara turun-temurun di daerah sentra produksi misalnya di Sulsel tercatat dua daerah yang terkenal sebagai produsen “lipa sabbe” yakni Sengkang di Kabupaten Wajo dan Kabupaten Soppeng.

Kain tenun berbahan sutera ini, tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, namun juga memiliki fungsi sosial, ekonomi, agama, estetika dan aspek-aspek lainnya dalam kehidupan masyarakat Sulsel dan Suku Bugis pada khususnya.

Wajar jika harga kain tenun sutera ini harganya dapat mencapai jutaan rupiah. Bukan hanya karena dilihat dari kualitas bahan yang digunakan, namun juga penghargaan terhadap proses dan nilai-nilai yang dikandung dari hasil budaya itu.

Kendati sutera di Sulsel sempat mengalami pasang surut, bahkan sempat terpinggirkan ketika produk kain impor memberondong masuk pasar nasional, namun para penenun di Sengkang tetap kukuh mempertahankan amanah leluhur untuk memproduksi sutera di tengah serba keterbatasan.

Seiring perkembangan zaman, sebagian generasi milenial mungkin tak mengenal lagi sarung atau kain sutera khas Bugis, karena mereka lebih sibuk dengan gawainya dengan sejumlah aplikasi yang menarik seperti Youtube atau Tik Tok yang dapat membuat mereka dalam sekejap menjadi terkenal.

Namun saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia, semua pihak sempat tersentak dan akhirnya para pengambil kebijakan mulai tersadar untuk menguatkan potensi lokal untuk mendukung ekonomi nasional, tidak bergantung dengan produk impor seperti yang selama ini sudah dijalani.

Dunia pendidikan misalnya, ketika program belajar di rumah (home Schooling) ditetapkan pemerintah bagi semua pelajar, maka salah satu media yang menjadi kanal untuk proses belajar mengajar itu, TVRI menyajikan pembelajaran tentang seluk-beluk kain sutera untuk Sekolah Dasar kelas 4 hingga kelas 6.

Mulailah kain tenun sutera Sengkang itu diulas kembali, sekaligus untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap potensi lokal yang dimiliki Sulsel.

Produksi kain tradisional khas Sulsel ini sejak ratusan tahun lalu itu awalnya dikembangkan di Desa Pakanna, Kecamatan Tanasitolo, yang kini dikenal sebagai kampung penenun. Bahkan sebelumnya, warga desa ini pula dikenal sebagai petani sutera yang ulet.

Selain di Desa Pakanna, juga terdapat satu desa yang ibu rumah tangganya menekuni kerajinan membuat ‘lipa sabbe’ secara turun-temurun yakni Dusun Empagae, Desa Assorajang.

Kedua kampung sutera ini, kerap dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara yang ingin melihat dari dekat proses pembuatan kain sutera dan produk-produk turunannya seperti kerajinan kipas, tas, sepatu dan asesoris dari bahan sutera.

Bahkan Pemkab Wajo pun sudah memasukkan kampung sutera itu sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, selain Danau Tempe yang merupakan wisata alam dengan segala keindahan dan keunikannya.

Hal itu dibenarkan oleh salah seorang pemuka masyarakat di kampung sutera tersebut, Ambo Ali.

Menurut lelaki yang sudah menjelang satu abad ini, baik pemerintah ataupun swasta sudah memberikan perhatian pada para penenun dengan memberikan bantuan berupa alat, permodalan maupun keterampilan hingga pemasaran.

“Alhamdulillah, kehidupan masyarakat sudah meningkat dari sebelumnya,” katanya.
Ilustasi kain sutera khas Bugis yang dikenal dengan sebutan “lipa sabbe” menjadi salah satu warisan budaya di Sulawesi Selatan, dijual di salah satu Butik Sutera di Makassar, Ahad (28/6/2020).

Kembalikan Kejayaan

Mengingat pentingnya persuteraan di Sulsel ini dikembangkan untuk melestarikan budaya dan karya seni, maka tidak tanggung-tanggun Pemprov Sulsel menganggarkan Rp18 miliar untuk mengembalikan kejayaan sutera di daerah ini.

Hal itu dilansir Gubernur Sulsel H.M. Nurdin Abdullah pada medio Januari 2020 sebelum terjadi pandemi COVID-19.

Anggaran tersebut akan diperuntukkan untuk seluruh proses pembuatan sutera, mulai dari budi daya ulat sutera, pembuatan kokon, pemintalan benang, desain, pengendalian mutu, pengembangan tenaga ahli, hingga proses pemasaran.

Khusus untuk produksi sutera, alokasi anggarannya sebanyak Rp11,6 miliar ditempatkan pada Dinas Perindustrian Sulsel, sementara sisanya sebanyak dialokasikan di Dinas Kehutanan Sulsel.

Gubernur Sulsel pun sudah menjajaki kerja sama dengan India yang memiliki latarbelakang yang sama di bidang persuteraan. Hal itu mengemuka ketika Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar awat melakukan audiensi dengan gubernur pada awal 2020.

Gubernur pun saat itu berjanji akan mengirim pelajar Sulsel ke India untuk belajar persuteraan dan cara pengembangannya. Pasalnya dalam kurun tiga dekade terakhir, produksi sutera Sulsel mengandalkan bahan baku sutera dari India atau China, karena produksi sutera lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan para penenun sutera.

Sementara dari sisi promosi, berbagai ajang untuk memperkenalkan sutera secara global telah dilakukan diantaranya membuat festival persuteraan dan pemilihan Puteri Sutera.

Salah seorang pemenang lomba pemilihan Puteri Sutera Sulsel 2017, Dinar Wahyuni yang juga adalah puteri asal Kabupaten Wajo ini mengaku, sangat bangga dan bersyukur mendapatkan kepercayaan sebagai pemenang pertama.

Dengan predikat tersebut, ungkap alumni Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Puangrimaggalatung (Prima) Sengkang, Kabupaten Wajo ini, ia akan terus membantu pemerintah daerah dan provinsi untuk menggaungkan sutera khas daerah Sulsel sebagai salah satu kekayaan budaya nasional ke mancanegara.[ind]

Sumber:
Bangga dengan “lipa sabbe” Sulawesi Selatan (Antaranews)
Senin, 29 Juni 2020
oleh: Suriani Mappong

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

BNI Syariah Mulai Pasarkan KPR Subsidi FLPP Sejahtera Syariah

Next Post

LPPOM MUI Berikan Penghargaan kepada Perusahaan Bersertifikat Halal

Next Post

LPPOM MUI Berikan Penghargaan kepada Perusahaan Bersertifikat Halal

Menikahlah agar Bertakwa

Menikahlah agar Bertakwa

Sarapan Pagi Sederhana dengan Bagelen Garlic & Sweet ala Genik Ayu

  • Bun, Yuk Kenali Gangguan Pencernaan pada 1.000 Hari Pertama Bayi

    124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7705 shares
    Share 3082 Tweet 1926
  • Kafe Sastra Balai Pustaka, Tempat Artis Nongkrong untuk Membaca

    168 shares
    Share 67 Tweet 42
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3271 shares
    Share 1308 Tweet 818
  • Keutamaan Berkumpul di Masjid dan Membaca Al-Qur’an

    253 shares
    Share 101 Tweet 63
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1609 shares
    Share 644 Tweet 402
  • Teknologi jadi Solusi Terintegrasi yang Berpusat pada Manusia

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • 7 Akun Instagram Influencer Dakwah yang Bikin Kita Nggak Ketinggalan Berita Terkini

    721 shares
    Share 288 Tweet 180
  • Bacaan Doa saat Duduk Tasyahud Akhir Lengkap Beserta Latin dan Terjemahannya

    2022 shares
    Share 809 Tweet 506
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5202 shares
    Share 2081 Tweet 1301
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5189 shares
    Share 2076 Tweet 1297
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga