ChanelMuslim.com – Tol perdana di Tanah Rencong yang dikenal dengan nama Sibanceh, akronim dari jalan tol Sigli – Banda Aceh akan segera diresmikan. Jalan tol ini digadang-gadang sebagai mimpi yang menjadi kenyataan bagi masyarakat daerah yang disebut Serambi Mekkah itu. Bagaimana masyarakat menanggapi pembangunan jalan tol tersebut?
Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Besar Sayed Muhammad Husein mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur seperti jalan tol pasti menguntungkan bagi masyarakat setempat, apalagi jika diperluas hingga ke Medan.
“Sarana transportasi pasti menguntungkan. Justru kita terlambat membangunnya. Tak cukup sampai Padang Tiji (Kab Pidie), yang dibutuhkan sampai Medan untuk membuka isolasi ekonomi Aceh,” ujar Sayed kepada ChanelMuslim.com, Ahad (12/7).
Akses jalan Aceh – Medan, menurut Sayed, akan mempercepat transportasi produk Aceh – Medan dan sebaliknya akses Medan ke Aceh.
“Ini tentu menguntungkan bagi Aceh yang letaknya berada di paling ujung Sumatera yang tak begitu strategis dalam peta ekonomi,” tambah Sayed.
Manfaat jalan tol Sibanceh, tambah Sayed, lebih dirasakan kelas menengah dan pelaku ekonomi mapan. Masyarakat yang memanfaatkan tol pun yang punya mobil atau roda empat.
“Jadi manfaat ekonominya akan besar bila tol terhubung dengan Medan. Sekarang belum dirasakan,” kata Sayed.
Dalam pembangunan ekonomi Aceh yang terbatas jumlah industri, justru yang berdampak ekonomi adalah pengembangan industri menengah dan mikro. Untuk itu, menurut Sayed, transportasi kereta api lebih cocok dibangun daripada jalan tol.
“Lagi-lagi, Jakarta tak serius bangun kereta api Aceh dari dulu,” ujar Sayed menyayangkan.
Satu hal lagi yang dapat memajukan ekonomi Aceh adalah pembangunan freeport Sabang, yang UU-nya sudah disahkan sejak 2000.
“Untuk ini, kebijakan dan anggaran memajukan Sabang tak pernah memadai, hingga sampai sekarang freeport Sabang belum berfungsi optimal,” tambahnya.
Sekarang, pembangunan jalan tol Sibanceh seksi empat telah siap sepanjang 13,5 km dari Blang Bintang – Indrapuri, Aceh Besar. Sebelum ada Tol Sibanceh, masyarakat setempat menyebut jalan tujuan wilayah pantai Barat Selatan Aceh itu sebagai jalan Tol. Bagaimana tidak, kondisi jalan lurus, mulus, tanpa ada lubang, mirip jalan tol di Jakarta. Pengendara bisa melaju dengan kecepatan tinggi, namun tetap berhati-hati dengan hewan melintas. Rutenya diapit langsung hamparan biru laut dan hijau perbukitan.
Pascatsunami 2004 yang memporak-porandakan Aceh, pembangunan di provinsi itu terus melejit. Berbagai lembaga internasional bekerja sama membantu masyarakat Aceh, salah satunya membangun kembali Jalan Banda Aceh-Calang Kabupaten Aceh Jaya.[ind]