ChanelMuslim.com – Tingkat literasi dan dan inklusi keuangan syariah di Indonesia dinilai masih rendah. Hal itu disampaikan oleh Dr. Hj. Anis Byarwati saat menghadiri acara webinar Sosial Pedoman dan Sistem Akuntansi Pesantren Indonesia (SANTRI).
Anis yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI menyampaikan bahwa tantangan utama yang dihadapi adalah masih rendahnya tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan Syariah di Indonesia.
Survey literasi keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2020 menyebutkan bahwa tingkat literasi keuangan Syariah di Indonesia berada di angka 8,93 persen, sedangkan tingkat literasi keuangan konvensional mencapai 38,03 persen.
“Hal ini penting untuk kita perhatikan, karena tingkat literasi serta inklusi keuangan syariah yang rendah membuat penetrasi industri syariah menjadi kurang optimal,” tegasnya.
Pada kesempatan ini, Anis yang juga Anggota Komisi XI DPR RI, menyampaikan apresiasinya atas kesungguhan dan komitmen Bank Indonesia dalam memajukan dan mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini, juga menyampaikan bahwa pada tahun 2021, jumlah pondok pesantren di Indonesia telah mencapai 34 ribu.
“Menghadapi tuntutan di era revolusi industri 4.0, diharapkan pengelolaan pesantren dapat menggunakan teknologi informasi sehingga dapat mewujudkan tata kelola pesantren yang akuntabel, berbasis teknologi informasi,” tambah Anis.
Baca Juga: Anis Byarwati Kunjungi Lokasi Kebakaran di Matraman
Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah di Indonesia Masih Rendah
Dalam mewujudkan hal tersebut, tak lain adalah merefleksikan pelaksanaan perintah Allah tentang keharusan itqan atau profesionalisme dalam kerja, yang tertuang pada firman Allah QS. At-Taubah ayat 105.
Anis Byarwati juga menyampaikan bahwa di Parlemen, PKS bersama Komisi XI sedang memperjuangkan RUU Ekonomi Syariah untuk dapat masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) prioritas di tahun 2022.
“Langkah mengusulkan RUU Ekonomi Syariah ini merupakan upaya mewujudkan keinginan membangun ekosistem ekonomi syariah yang lebih kuat. Hal Ini juga menjadi langkah afirmasi pada kebijakan-kebijakan lanjutan yang akan terintegrasi,’’ ujarnya.
Di akhir sambutannya, Anis memohon dukungan dan doa, agar seluruh proses RUU Ekonomi Syariah dapat berjalan lancar dan dimudahkan Allah Subhanahu wa taala.
Kepada para peserta, Anis mengucapkan selamat mengikuti rangkaian webinar dan mengambil manfaat sebesar-besarnya untuk kemajuan pesantren di seluruh Indonesia.
Acara SANTRI diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), pada rangkaian acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021, Selasa-Rabu, 12-13 Oktober 2021.
Acara ini dihadiri oleh Bambang Himawan Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Prof. Mardiasmo – Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M.Eng.-Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, KH. Cholil Nafis, Lc., Ph.D-Ketua Gerakan Pengasuh Pesantren Indosnesia (GPPI), Dr. H. Anas Al Hifni, M.Si, para narasumber, para ustaz dan ustazah perwakilan pondok pesantren serta perwakilan pengurus IAI Wilayah.[ind]