ChanelMuslim.com- Azab adalah siksaan, bahkan sampai pada pemusnahan. Hal ini Allah timpakan kepada manusia zhalim: musyrik, kafir, munafik, dan pencinta maksiat. Allah timpakan azab di dunia sebagai pelajaran untuk umat manusia. Dan, agar mereka yang berpotensi baik untuk kembali ke jalan yang lurus.
Bentuk azab bisa bermacam-macam. Bisa bencana alam, bencana sosial, dan bentuk lain seperti wabah yang mematikan.
Bencana ini memiliki sifat khas. Antara lain, datang tiba-tiba atau di luar prediksi dan kesiapan manusia. Sifat lainnya, begitu menakutkan dan menelan korban sangat banyak.
Sedemikian besar dan massifnya, siapa pun bisa terkena. Bukan hanya orang-orang zhalim saja. Melainkan juga, orang-orang beriman.
Cuma bedanya dengan orang zhalim, orang beriman yang terdampak bencana ini tidak lagi disebut sebagai terkena azab. Melainkan, sebagai ujian.
Ujian yang Allah berikan kepada orang-orang beriman ini memiliki dua bentuk. Pertama sebagai bala’ atau ujian yang biasa. Seperti rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, kematian, dan lainnya.
Ada lagi ujian yang luar biasa yang disebut sebagai fitnah. Bukan fitnah dalam definisi kamus bahasa Indonesia. Tapi fitnah yang memiliki dampak menggoyangkan keteguhan iman.
Kalau bala’, hasil akhir dari ujian ini menuju dua sisi. Sisi yang menyenangkan dia bersyukur, dan sisi yang menyengsarakan, dia bersabar. Atau, tidak sampai menjadikan seorang mukmin terjatuh kepada kekafiran.
Sementara fitnah, ujiannya begitu besar. Tidak umum seperti yang dialami kebanyakan manusia. Tapi begitu khas, seperti siksaan fisik, ekonomi, dan sosial yang disebabkan karena keimanan itu sendiri. Jika tidak beriman, dia tidak akan mengalami hal ini.
Dan di akhir zaman, fitnah akan datang bertubi-tubi. Nabi saw., mengumpamakan seperti kalung yang tersusun dari batu perhiasan yang diikat dengan satu tali. Jika tali itu putus, maka batu-batu itu akan berjatuhan satu per satu secara berurut. Seperti itulah fitnah yang akan terjadi di akhir zaman ini, dan puncaknya dengan datangnya kiamat.
Taruhan atau resiko dari fitnah ini bukan lagi ujian berupa syukur dan sabar. Tapi, apakah mukmin itu akan benar-benar sebagai mukmin atau akan terjatuh kepada kekafiran.
Nabi saw. menggambarkan seperti apa dahsyatnya fitnah akhir zaman, sehingga ada orang yang paginya beriman, tapi sorenya kafir. Ada yang sorenya beriman, tapi paginya kafir. Laa haula walaa quwwata illa billah.
Namun, Allah swt. juga memberikan kunci agar orang-orang beriman bisa sukses melalui fitnah akhir zaman ini. Setidaknya ada dua kunci selamat dari azab seperti yang Allah firmankan dalam Surah Al-Anfaal ayat 33.
“Tetapi Allah tidak akan mengazab mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.”
Dua kunci sukses itu adalah keberadaan Nabi Muhammad saw. di tengah-tengah kita. Dan kedua, senantiasa memohon ampunan kepada Allah swt.
Nabi saw. bukanlah malaikat. Ia manusia biasa yang memiliki batas umur yang pendek seperti manusia umumnya. Sementara, syariat Islam ini berlaku hingga akhir umat manusia atau kiamat.
Keberadaan sosok nabi saw. sebetulnya bisa terlihat dan terasa ketika orang-orang beriman mengikuti sunnah nabi saw. secara utuh dan benar. Mukmin ini menjadi seperti copian atau jiplakan sosok nabi saw. dalam hal perilaku, ibadah, dan perjuangannya.
Ia mengikuti sunnah nabi dalam segala hal: kebersihan, kesucian, pelaksanaan ibadah, akhlak, pola hidup, dan lainnya.
Dan kunci kedua adalah senantiasa takut dengan kekhilafan atau kesalahan yang dilakukan. Baik yang disengaja maupun yang tidak.
Sikap kehati-hatian ini begitu hidup di setiap kegiatan. Apa pun profesinya. Dan, apa pun level sosialnya.
Semoga Allah swt. menyelamatkan kita semua dari fitnah akhir zaman ini. Dan, mewafatkan kita semua dalam husnul khatimah. (Mh)