• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 15 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Editorial

Dilema Pembelajaran Tatap Muka

02/09/2021
in Editorial
Dilema Pembelajaran Tatap Muka

Ilustrasi, foto: pinusi.com

74
SHARES
572
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Sejumlah daerah akhirnya melakukan uji coba pendidikan tatap muka (PTM) sekolah. Namun, kekhawatiran munculnya klaster baru di sekolah tetap menjadi bayang-bayang banyak pihak.

Sejak Senin kemarin, sejumlah sekolah di Jakarta, Bekasi, Lampung, dan daerah-daerah lainnya mulai dikunjungi siswa berseragam. Mulai dari Sekolah Dasar hingga menengah masuk dengan mengikuti prokes.

Uji coba ini merupakan kelanjutan dari pencanangan oleh Mendikbud yang telah dilakukan sejak April lalu. Namun, sempat tertunda ketika pada Juni hingga Juli, lonjakan covid terjadi yang berbuntut dikeluarkannya kebijakan PPKM darurat.

Memang, uji coba ini tidak seperti yang disampaikan yaitu adanya tahapan jenjang pendidikan. Beberapa waktu lalu pemerintah pernah berwacana bahwa yang prioritas PTM adalah jenjang TK dan SD.

Alasannya, jenjang ini paling sulit untuk diterapkan pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Siswa seusia ini memang sulit belajar jika tanpa interaksi langsung.

Namun belakangan, yang terjadi justru di luar dugaan. Yaitu, tersedianya vaksin untuk kalangan usia 12 tahun ke atas. Bahkan di Jakarta, vaksin di jenjang ini sudah mencapai lebih dari 50 persen. Artinya, sangat memungkinkan sekolah menengah pertama dan atas untuk dilakukan PTM. Lagi-lagi dengan mengikuti prokes ketat.

Dengan kata lain, ada dua urgensi dilakukannya PTM. Pertama untuk kalangan TK dan SD yang karena urgensi interaksi langsung, dan tingkat sekolah menengah yang karena tersedianya vaksin.

Namun begitu, sejumlah pihak seperti ikatan dokter mewanti-wanti bahaya kebijakan PTM ini. Mereka khawatir akan terjadi klaster baru di lembaga pendidikan. Dan itu korbannya anak-anak.

Dinas pendidikan dan sekolah memang telah berupaya penuh agar PTM bisa berjalan dengan baik. Tentu, semangat PTM ini demi kebaikan proses belajar siswa sendiri.

Apa yang dikhawatirkan para pakar kesehatan tak ada salahnya untuk terus menjadi kewaspadaan.

Karena boleh jadi, euforia PTM ini bisa melalaikan sejumlah pihak tentang beberapa hal. Pertama, pandemi ini belum usai. Bahkan level kebijakan pembatasannya masih tergolong tinggi.

Kedua, vaksin tidak menjadi jaminan bahwa tidak akan terjadi penularan. Hal ini sudah diperingatkan oleh banyak epidemiolog. Bahkan di Amerika yang vaksinasinya sudah di atas 60 persen tetap saja angka penularan hariannya tinggi.

Ketiga, PTM itu menyertakan anak-anak usia SD yang masih belum diketahui efek sampingnya jika dilakukan vaksinasi. Sementara, potensi tingkat penularan atau level PPKM-nya masih tergolong tinggi.

Semoga saja segala kekhawatiran ini bukan menjadi hantu teror yang menakutkan. Tapi menjadi acuan kewaspadaan. Karena bagaimana pun keinginan untuk menyelamatkan pendidikan, keamanan jiwa anak-anak harus tetap diutamakan. [Mh]

 

 

 

Tags: Dilema Pembelajaran Tatap Muka
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Ide Konsep Pernikahan Outdoor yang Mengesankan Sepanjang Masa

Next Post

Kontroversi Vaksinasi Berbayar

Next Post
Kemenkes Gencarkan 3T untuk Kendalikan Penularan Omicron

Kontroversi Vaksinasi Berbayar

Rumah Cetak 3D Pertama di Amerika Serikat

Rumah Cetak 3D Pertama di Amerika Serikat

Beasiswa S1 dan S2 di Sciences Po Prancis

Beasiswa S1 dan S2 di Sciences Po Prancis

  • Akun instagram influencer dakwah

    7 Akun Instagram Influencer Dakwah yang Bikin Kita Nggak Ketinggalan Berita Terkini

    726 shares
    Share 290 Tweet 182
  • Kafe Sastra Balai Pustaka, Tempat Artis Nongkrong untuk Membaca

    179 shares
    Share 72 Tweet 45
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7712 shares
    Share 3085 Tweet 1928
  • Pimpinan Daerah Salimah Kabupaten Kudus Lantik Pengurus Periode 2025–2030

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Keragaman Modest Wear dengan Wastra dan Konsep Sustainability di Panggung SPOTLIGHT Indonesia 2023 Culture: Then and Now

    96 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5194 shares
    Share 2078 Tweet 1299
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3276 shares
    Share 1310 Tweet 819
  • Saya dan Kenangan 30 Tahun bersama TipTop Swalayan

    143 shares
    Share 57 Tweet 36
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1612 shares
    Share 645 Tweet 403
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    460 shares
    Share 184 Tweet 115
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga