• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 17 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Editorial

Dilema Pembelajaran Tatap Muka

September 2, 2021
in Editorial
Dilema Pembelajaran Tatap Muka

Ilustrasi, foto: pinusi.com

74
SHARES
570
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Sejumlah daerah akhirnya melakukan uji coba pendidikan tatap muka (PTM) sekolah. Namun, kekhawatiran munculnya klaster baru di sekolah tetap menjadi bayang-bayang banyak pihak.

Sejak Senin kemarin, sejumlah sekolah di Jakarta, Bekasi, Lampung, dan daerah-daerah lainnya mulai dikunjungi siswa berseragam. Mulai dari Sekolah Dasar hingga menengah masuk dengan mengikuti prokes.

Uji coba ini merupakan kelanjutan dari pencanangan oleh Mendikbud yang telah dilakukan sejak April lalu. Namun, sempat tertunda ketika pada Juni hingga Juli, lonjakan covid terjadi yang berbuntut dikeluarkannya kebijakan PPKM darurat.

Memang, uji coba ini tidak seperti yang disampaikan yaitu adanya tahapan jenjang pendidikan. Beberapa waktu lalu pemerintah pernah berwacana bahwa yang prioritas PTM adalah jenjang TK dan SD.

Alasannya, jenjang ini paling sulit untuk diterapkan pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Siswa seusia ini memang sulit belajar jika tanpa interaksi langsung.

Namun belakangan, yang terjadi justru di luar dugaan. Yaitu, tersedianya vaksin untuk kalangan usia 12 tahun ke atas. Bahkan di Jakarta, vaksin di jenjang ini sudah mencapai lebih dari 50 persen. Artinya, sangat memungkinkan sekolah menengah pertama dan atas untuk dilakukan PTM. Lagi-lagi dengan mengikuti prokes ketat.

Dengan kata lain, ada dua urgensi dilakukannya PTM. Pertama untuk kalangan TK dan SD yang karena urgensi interaksi langsung, dan tingkat sekolah menengah yang karena tersedianya vaksin.

Namun begitu, sejumlah pihak seperti ikatan dokter mewanti-wanti bahaya kebijakan PTM ini. Mereka khawatir akan terjadi klaster baru di lembaga pendidikan. Dan itu korbannya anak-anak.

Dinas pendidikan dan sekolah memang telah berupaya penuh agar PTM bisa berjalan dengan baik. Tentu, semangat PTM ini demi kebaikan proses belajar siswa sendiri.

Apa yang dikhawatirkan para pakar kesehatan tak ada salahnya untuk terus menjadi kewaspadaan.

Karena boleh jadi, euforia PTM ini bisa melalaikan sejumlah pihak tentang beberapa hal. Pertama, pandemi ini belum usai. Bahkan level kebijakan pembatasannya masih tergolong tinggi.

Kedua, vaksin tidak menjadi jaminan bahwa tidak akan terjadi penularan. Hal ini sudah diperingatkan oleh banyak epidemiolog. Bahkan di Amerika yang vaksinasinya sudah di atas 60 persen tetap saja angka penularan hariannya tinggi.

Ketiga, PTM itu menyertakan anak-anak usia SD yang masih belum diketahui efek sampingnya jika dilakukan vaksinasi. Sementara, potensi tingkat penularan atau level PPKM-nya masih tergolong tinggi.

Semoga saja segala kekhawatiran ini bukan menjadi hantu teror yang menakutkan. Tapi menjadi acuan kewaspadaan. Karena bagaimana pun keinginan untuk menyelamatkan pendidikan, keamanan jiwa anak-anak harus tetap diutamakan. [Mh]

 

 

 

Tags: Dilema Pembelajaran Tatap Muka
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Ide Konsep Pernikahan Outdoor yang Mengesankan Sepanjang Masa

Next Post

Kontroversi Vaksinasi Berbayar

Next Post
Kemenkes Gencarkan 3T untuk Kendalikan Penularan Omicron

Kontroversi Vaksinasi Berbayar

Rumah Cetak 3D Pertama di Amerika Serikat

Rumah Cetak 3D Pertama di Amerika Serikat

Beasiswa S1 dan S2 di Sciences Po Prancis

Beasiswa S1 dan S2 di Sciences Po Prancis

  • Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    125 shares
    Share 50 Tweet 31
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5134 shares
    Share 2054 Tweet 1284
  • The Ultimate Acropolis, Mengunjungi Spot Yunani Kuno yang Mengagumkan

    182 shares
    Share 73 Tweet 46
  • Doa Nabi Musa Saat Meminta Jodoh

    243 shares
    Share 97 Tweet 61
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7629 shares
    Share 3052 Tweet 1907
  • Heboh Perias Pengantin Hijaber Asal Lombok yang ternyata Pria

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Majelis PAUD Dikdasmen PCA Batang Gelar Festival Milad Muhammadiyah ke-113

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Kualitas Udara Memburuk, New Delhi India Menutup Semua Sekolah Darah

    90 shares
    Share 36 Tweet 23
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3202 shares
    Share 1281 Tweet 801
  • Mukmin yang Kuat Lebih Allah Cintai

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga