Anggota kongres Muslim pertama di Amerika Serikat secara terbuka mengkritik strategi anti terorisme pemerintahan Obama, dengan alasan bahwa kegagalan untuk mengadili kejahatan kebencian memicu narasi bahwa Amerika sedang berperang dengan Islam.
“Kekerasan ekstrimis membuat kasus bahwa Amerika sedang berperang dengan Islam dan Muslim, dan kita harus menegaskan bahwa ini tidak benar; bukan hanya dalam kata, tetapi dalam perbuatan,” ujar Keith Ellison, yang merupakan anggota kongres berasal dari distrik Minnesota dengan populasi Muslim tertinggi di AS, The Guardian melaporkan.
“Alasan kita rentan terhadap ekstremisme kekerasan adalah karena kita tidak memperdalam peluang bagi orang yang kesulitan ekonomi sehingga membuat orang rentan untuk terpikat dan tergoda,” kata Ellison.
Komentar Ellison diungkapkannya dalam pertemuan puncak Gedung Putih yang diadakan pada tanggal 18 Februari kemarin dalam melawan ekstremisme kekerasan.
Selama KTT, wakil presiden AS Joe Biden menyatakan AS lebih berpengalaman dari Eropa untuk mencegah ekstrimisme karena sejarahnya sebagai bangsa imigran.
Ellison sendiri bergabung dengan paduan suara yang menyatakan keprihatinan atas lambatnya respons dari pemerintah AS terkait pembunuhan tiga mahasiswa Muslim di North Carolina.
“Sangat penting bagi penegakan hukum untuk mengadili kejahatan kebencian terhadap umat Islam. Sangat penting bahwa kita setidaknya mengakui apa yang terjadi di Chapel Hill mungkin bukan hanya tentang keributan soal parkir,” kata Ellison.
“Ini bertentangan dengan logika dan akal sehat kami. Ini benar-benar membantu untuk mendukung narasi palsu ekstremisme kekerasan; mereka ingin membuat kasus bahwa Amerika membenci anda karena bergabung dengan kami. ”
“Mari kita tidak tergelincir ke dalam gagasan keliru bahwa terorisme entah bagaimananapun bentuknya merupakan ide dari Muslim,” pungkas Elliot.[af/onislam]