ChanelMuslim.com—Sempat dibantah seseorang yang berinisal S dicekal. Tapi terhitung sejak Rabu (6/4/2016) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pencegahan ke luar negeri terhadap staf khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Sunny Tanuwidjaja.
Bersamaan dengan Sunny, Direktur Agung Sedayu Group Richard Halim Kusuma juga dicekal. Pencegalan tersebut, menurut Kepala Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha, berlaku hingga enam bulan ke depan.
Permohonan pencegahan itu sudah disampaikan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. Tujuan pencegahan ini, kata Priharsa, agar jika sewaktu-waktu penyidik membutuhkan keterangan keduanya, tidak sedang berada di luar negeri. “Penyidik menganggap keterangan mereka dapat memperdalam penyidikan. Kemungkinan besar, keterangan keduanya dapat memperdalam penyidikan KPK,” ujarnya.
Pencegahan Sunny dan Richard merupakan buntut dari operasi tangkap tangan (OTT) penyidik KPK dalam kasus dugaan suap pembahasan revisi rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Reklamasi, Kamis (31/3/2016), yang menyeret Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Mohammad Sanusi sebagai tersangka. Sanusi diduga menerima suap dari bos Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja, untuk memuluskan pembahasan proyek reklamasi Teluk Jakarta.
Dari hasil OTT tersebut, KPK menyita duit sebesar Rp 1,14 miliar. KPK kemudian menetapkan tiga tersangka. Mereka adalah Sanusi, Ariesman, dan karyawan Agung Podomoro, Trinanda Prihantoro.
Suap itu diduga terkait pembahasan Raperda tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Provinsi DKI Jakarta 2015-2035, serta Raperda tentang Rencana Kawasan Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang biasa disapa Ahok mengakui bahwa Sunny adalah staf ahlinya. Namun ia membantah adanya tugas khusus yang diberikan kepada Sunny. Bahkan, ia menyamakannya seperti anak magang.
Ahok juga menampik bahwa Sunny adalah staf ahli yang ia gaji. “Dia kerja sama orang lain. Sambil mengerjakan disertasi, dia ikut saya. Bagaimana sepak terjang Ahok, orang yang enggak ada partai tapi berantem lawan semua (orang),” ucapnya. (mr/tempo/kompas/rmol)