Chanelmuslim.com-Kapan Anda merasakan beragam permainan tradisional? Mungkin 15 atau 20 tahun lalu? Serunya bermain bola bekel atau penatnya berlari dalam permainan galasin menjadi sesi tersendiri dalam Primary Teacher Training di Jakarta Islamic School (JISc) Kodam, Jakarta Timur, pada Senin (21/11).
Bertempat di Aula lantai 2 Gedung JISc, Jalan Manunggal 1, Kodam Jatiwaringin, Jakarta Timur, acara yang digelar pukul 8.00 hingga maghrib ini diisi oleh sang Founder dan Conceptor JISc, Proklawati “Mam Fifi” Jubilea, SE., M.Sc.
Sekitar 70 orang guru (laki-laki dan perempuan) dari semua cabang JISc hadir dalam pelatihan yang terbilang sangat sukses dan seru. Sesi pertama diisi dengan materi motivasi.
Menurut Mam Fifi, seorang guru yang baik itu harus berfikir kreatif, out of the box, berani tampil beda.
“Namun, jangan sampai kreativitas kita menjatuhkan pihak lain. Kita harus mengerti dan mematuhi peraturan yang ada, memiliki goals yang jelas dan menggunakan segala potensi untuk kebaikan umat. Karena apapun yang kita kerjakan, pasti tujuan utamanya adalah untuk akhirat,” ujarnya.
Selain itu, Mam menambahkan, “seorang guru harus bisa meng-handle audience, menguasai skill story telling yang baik dan mampu membawa imajinasi anak didiknya ke dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga dituntut untuk menjaga penampilan fisik agar bisa menjadi role model bahkan idola para muridnya.”
Ada beberapa hal yang mempengaruhi karakter anak. Di antaranya: pola didik orang tua, kekayaan dan jabatan orang tua, lingkungan, tarbiyah (tingkat keislaman) orang tua, makanan dan gadget.
Ada beberapa hal yang harus dihindari para guru dalam mendidik siswa, di antaranya: jangan pernah menyindir siswa, jangan membandingkan siswa dengan orang tua mereka, jangan membandingkan siswa dengan anak lain dan jangan sepenuhnya memperlakukan mereka seperti anak kecil.
Setelah sesi materi motivasi ini, peserta dituntut untuk kreatif membuat mini drama dengan berbagai tema, tanpa script dan hanya diberi waktu untuk mempersiapkannya dalam waktu singkat tiga menit. Begitu pula dalam pementasannya, tiap kelompok hanya diberi waktu sekitar 3 menit. Ada 7 kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri dari sekitar 10 orang.
Setelah istirahat dan solat zuhur, acara dilanjutkan dengan sesi lomba memasak berbagai aneka masakan. Di antara menunya adalah: Chicken Rice, Bubur Ayam, Nasi Uduk, Nasi goreng, Spaghetti, aneka minuman dan lain-lain. Semua makanan yang dibuat menjadi menu makan siang peserta training. Kegiatan ini sangat berhasil memupuk kebersamaan para peserta yang sebagian di antaranya memang belum saling mengenal.
Setelah sesi makan siang, acara dilanjutkan di lapangan bola. Pihak panitia sudah mempersiapkan arena bermain permainan tradisional. Ada galasin, congklak, bola bekel dan dampu. Sesi ini nampaknya menjadi sesi favorit para peserta karena umumnya mereka bisa bernostalgia mengenang masa kanak-kanak mereka yang ceria.
Acara yang sebenarnya menguras tenaga para peserta ini terasa begitu singkat. Karena semua peserta tampak sangat menikmati semua sesi yang ada. Acara ini dilakukan secara rutin tiap semester oleh pihak sekolah. Guna memupuk motivasi dan kebersamaan para pendidik di JISc itu sendiri. Semua pihak berharap semoga ke depannya, acara semacam ini bisa berlangsung lebih baik lagi.(ra/ind)