Chanelmuslim.com – Semakin terjangkaunya smartphone meningkatkan jumlah pengguna smartphone di Indonesia. Mungkin sebagian mengira smartphone hanya untuk mengunggah foto selfi dan update status. Tetapi ternyata kehadiran smartphone membuat semarak bisnis online di Indonesia.
Hasil survey Google yang berdasarkan rekapitulasi data dari salah satu fitur toolGoogle, yakni Consumer Barometer, mengungkapkan pengguna smarphone di Indonesia telah meningkat hingga 43 persen. Menurut Google, jika dibandingkan data tahun lalu dimana penetrasi smartphone di Indonesia mencapai 28 persen, berarti tahun ini meningkat hampir 2 kali lipatnya, seperti ditulis Selular.id.
Dari hasil survei yang melibatkan sekitar 1.200 responden di Indonesia sejak Januari sampai Maret 2015, Google mengungkap bahwa sekitar 67 persen para pemilik smartphone di Indonesia rupanya lebih memilih untuk menggunakan smartphone-nya sebagai alat untuk berbelanja online.
Menurut Ade Wahyudi Managing Director Katadata, yang dmuat Tempo.co, Indonesia adalah “raksasa teknologi digital Asia yang sedang tertidur”. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa adalah pasar yang besar.
Dengan jumlah pengguna internet dan smartphone yang terus meningkat, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Indonesia saat ini sudah mulai dilirik investor yang berminat berinvestasi di industri digital. Data dari Techlist seperti dikutip dari media teknologi Techinasia menyebutkan, pada kuartal pertama 2015, di Asia Tenggara ada 93 perusahaan startup (rintisan) yang memperoleh pendanaan. Dari jumlah itu, 24 di antarannya merupakan startup Indonesia. MatahariMall mendapat pendanaan terbesar dengan total investasi Rp 6,51 triliun.
Pada tahun-tahun sebelumnya juga ada beberapa perusahaan digital Indonesia yang mendapat investasi besar. Go-Jek umpamanya, berhasil mendapatkan pendanaan Rp 2,8 triliun dari Northstar Group. Ada juga Tokopedia yang tahun lalu mendapatkan Rp 1,4 triliun dari Softbank dan Sequoia Capital.
Indonesia mempunyai peluang untuk tumbuh sangat cepat dan besar. Kebutuhan terbesar saat ini adalah dukungan dari pemerintah supaya industri digital Indonesia bisa mengatasi ketertinggalan oleh negara lain. Penetrasi Internet harus bisa ditingkatkan dengan cepat. Tidak hanya terfokus di Jawa, tapi juga tersebar di daerah lain di Indonesia. Pemerintah juga harus membuka jalan dan memberikan berbagai insentif agar industri digital ini bisa tumbuh dan mendapat akses pendanaan.
Dibanding Singapura, Indonesia memiliki keunggulan dengan jumlah penduduk yang bisa menjadi pasar sangat besar. Namun langkah progresif sudah banyak dilakukan, sehingga Singapura kini menjelma menjadi pusat ekosistem startup di Asia. Singapura bisa masuk ke pasar-pasar besar Asia, seperti Cina, India, dan Indonesia. Juga Malaysia, Filipina, serta Thailand. Salah satu keunggulan Singapura adalah akses terhadap pendanaan yang sangat besar.
Sejumlah perusahaan digital Singapura sudah merambah Indonesia, antara lain GrabTaxi. Perusahaan yang baru saja mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 3,6 triliun dari Softbank ini juga mengembangkan layanan aplikasi transportasi sepeda motor yang diberi nama GrabBike. GrabBike saat ini menjadi pesaing serius perusahaan Indonesia, Go-Jek.
Adapun pemerintah sepertinya sudah mulai menyadari bahwa industri digital penting untuk bisa tumbuh dengan cepat. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada awal 2015 sempat berjanji akan menghimpun dana US$ 1 miliar dari para pengusaha swasta untuk diinvestasikan ke startup digital.
Baru-baru ini, Rudiantara mengatakan pemerintah akan membangun akses Internet sampai ke desa.Pemerintah juga membuka kesempatan kepada pengembang untuk menyediakan aplikasi digital yang bisa membantu perkembangan potensi desa misalnya di bidang pertanian atau kelautan.
Ini merupakan sinyal bagus dari pemerintah. Apabila terwujud, langkah ini bisa “membangunkan” Indonesia, sehingga benar-benar bisa menjadi “raksasa” teknologi digital Asia atau bahkan dunia.
Di tingkat ukm dan startup lokal pun sudah banyak yang memulai dan merasakan manisnya berbisnis online.