Sekretaris Jenderal blok terbesar negara-negara Islam mengumumkan kunjungan resmi pertamanya ke Al-Quds (Yerusalem) pekan depan. Kunjungan dilakukan menyusul adanya eskalasi ketegangan di kota suci itu selama beberapa tahun terakhir.
Pengumuman kunjungan yang dipublikasikan di situs Organisasi Kerjasama Islam (OKI), mengatakan bahwa sekjen OKI Iyad bin Amin Madani akan mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsha pada tanggal 5 Januari mendatang.
Kunjungan, yang pertama untuk Madani, akan mencakup pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah.
Langkah ini mengikuti seruan sebelumnya pada bulan Mei lalu yang dibuat Madani, di mana dia mendesak umat Islam dari seluruh dunia untuk mengunjungi Al-Aqsha untuk menunjukkan bahwa masjid ini adalah bagian dari iman mereka.
Banyak Muslim melakukan boikot informal kunjungan ke Masjid Al-Aqsha sejak Israel merebut Al-Quds (Yerusalem Timur) dan Tepi Barat dari Yordania dalam perang tahun 1967. Menurut mereja kunjungan ke Al-Aqsha yang masih dalam pendudukan Israel sama saja mengakui Israel eksistensi Israel terhadap wilayah Palestina.
Pada Maret 2013, Dr. Maher al-Huli, kepala departemen fatwa di Asosiasi Ulama Palestina (PSA) mengeluarkan fatwa baru yang melarang kunjungan ke Al-Aqsha, jika masjid suci itu masih di bawah pendudukan Israel.
Sebelumnya pada April 2012, Mufti MesirAli Gomaa, disertai dengan delegasi Yordania, mengunjungi Al-Quds dan shalat di Masjid Al-Aqsha sehingga memicu kemarahan di Mesir dan Hamas yang memerintah Gaza.
Dua minggu sebelum itu, Habib Ali Al-Jufri, seorang tokoh sufi dari Yaman, bersama dengan saudara Raja Yordania, Pangeran Hashem juga melakukan kunjungan kesana.
Mufti Yerusalem dan Palestina Muhammad Ahmad Husein juga telah mengeluarkan fatwa menyetujui kunjungan ke Masjid Al-Aqsha meskipun masih dalam cengkeraman Israel.
Namun ulama berpengaruh Sheikh Yusuf al-Qaradawi mengeluarkan fatwa menolak Muslim dari luar negeri untuk berkunjung ke Al-Quds selagi masih di bawah pendudukan Israel.[af/onislam]