SOLIDARITY of Muslim for Al-Quds Re-Taken (SMART171) sebagai lembaga sosiasl kemasyarakatan yang aktif mengadvokasi Palestina berkolaborasi dengan Misi Indonesia untuk Perdamaian Dunia (Minda) mengadakan pengembangan diri untuk pemuda bernama Smart Camp 2.0.
Program ini berlangsung selama tiga hari dua malam dengan total 60 peserta dari berbagai komunitas dan wilayah di seluruh Indonesia.
Kombinasi daring dan luring, program ini mengangkat tema utama “Genosida Israel di Palestina” dengan mengundang pembicara lintas negara, yaitu: Turki, Jepang, Malaysia, dan Thailand.
Salah satu panitia yang merupakan pemuda sekaligus pimpinan projek kampanye kreatif pemuda tentang Palestina “Baik Berisik”, Siti Fatimah Azzahro mengatakan bahwa latar belakang program ini adalah dalam rangka usaha meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan kecintaan pemuda terhadap Al-Aqsa.
Secara lebih luas, program ini dapat menumbuhkan rasa empati terhadap penjajahan dan genosida di Palestina.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Motivasi menyasar pemuda adalah karena pemuda adalah generasi yang masif dan pro aktif untuk menyebarkan info kepalestinaan dan membuat aksi nyata dukung Palestina di kampus dan di masyarakat.
Sarah Mutiah, salah satu peserta sekaligus aktivis muda Palestina dari Bogor mengungkapkan bahwa pembelaan terhadap Palestina perlu masif dilakukan.
Hal ini mengingat kejahatan zionis saja dilakuan dengan begitu strategis dan terstruktur, maka sebagai muslim harus lebih kuat pemahaman dan pembelaannya karena memiliki dasar yang jelas yaitu akidah.
“Banjir informasi tentang Palestina patut kita syukuri, namun harus diimbangi dengan knowledge yang benar”, kata Sarah menjelaskan terkait dengan fenomena penyimpangan narasi media oleh zionis.
Scale Up! Dobrak Kesadaran dan Intelektual Pemuda Bela Palestina Bersama Smart Camp 2.0
Ia menuturkan bahwa meski beberapa sosial media tidak ramah dengan konten Palestina, pembelaan harus tetap vokal supaya ada rekam jejak yang bisa menjadi referensi perbandingan keabsahan informasi Palestina.
Peserta lain dari Student Justice in Palestine Telkom University, Ridwan Andrianou membagikan pendapat bahwa sebagai anak muda penting untuk bersuara di saluran media sosial.
Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat awam.
Manfaat lain adalah agar masyarakat tidak lengah jumlah angka korban jiwa akibat penjajahan zionis Israel di Palestina.
Selanjutnya, konsumsi media pun perlu pertimbangan dan filter yang baik mengingat adanya program hasbara (pembelokan narasi oleh zionis Israel).
Ridwan menginformasikan sejumlah referensi media massa yang terafiliasi zionis Israel antara lain: New York Times, CNN, Fox News, Daily Mail, serta kebanyakan media yang berkantor di Amerika.
Baca juga: Forum Komunikasi Mahasiswa Bela Palestina Gelar Talkshow Edukasi Tentang Palestina
Alternatifnya, masyarakat dapat mendapatkan informasi dari saluran media massa seperti Al-Jazeera, Quds Network, dan WAFA.
“(Bela Palestina) sangat selaras, terutama sila mengenai kemanusiaan”, jawab Ridwan ketika ditanya mengenai keselarasan bela Palestina dengan semangat Pancasila.
Sebagai informasi bahwa posisi Indonesia berada dalam kejelasan dan komitmen membela Pancasila seperti yang disampaikan oleh Mentri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.
“Perjuangan Palestina masih panjang. Perjuangan Indonesia dan dunia internasional untuk membantu Palestina juga masih panjang. Diperlukan konsistensi, diperlukan keberpihakan terhadap keadilan, perdamaian dan kemanusiaan,” ungkap Menlu Retno (03/06), melansir dari portal Kementrian Luar Negeri RI.
Baru-baru ini, dalam sidang DPR, Menlu Retno berpamitan dengan pesan untuk jangan tinggalkan isu Palestina. Indonesia harus terus mengawal dan membantu yang terbaik.[Sdz]