ChanelMuslim.com – Pengadilan Moskow pada hari Selasa kemarin mendenda Google Alphabet Inc total 10,5 juta rubel ($ 142.877) karena melanggar aturan Rusia tentang konten yang dilarang.
Baca juga: Rusia Tuntut Israel Serahkan Halaman Gereja di Yerusalem Timur
Hukuman itu datang di tengah perselisihan yang lebih luas antara Rusia dan perusahaan-perusahaan Teknologi Besar.
Rusia secara rutin mendenda raksasa media sosial karena gagal menghapus konten terlarang dan berusaha memaksa perusahaan teknologi asing untuk membuka kantor di negara tersebut.
Pengadilan Distrik Tagansky Moskow mengatakan Google telah dijatuhi tiga denda administratif masing-masing sebesar 4 juta rubel, 1,5 juta rubel, dan 5 juta rubel.
Seorang juru bicara Google mengkonfirmasi dua denda pertama, tetapi tidak memberikan komentar tambahan.
Google menghadapi dua kasus tambahan di pengadilan Moskow pada hari Selasa, kata kantor pers pengadilan.
Rusia telah memukul Google dengan serangkaian denda kecil pada tahun lalu, untuk alasan mulai dari tidak menghapus konten yang dianggap ilegal oleh Moskow hingga gagal melokalisasi data pengguna.
Google juga tunduk pada perintah pengadilan Moskow yang mewajibkannya untuk membuka blokir akun YouTube Tsargrad TV, saluran Kristen Ortodoks yang dimiliki oleh Konstantin Malofeev, yang berada di bawah sanksi keuangan AS dan Uni Eropa.
Sidang banding dijadwalkan pada 20 September. Tsargrad TV pada hari Senin mengatakan telah mengabaikan pembicaraan dengan Google, yang memiliki YouTube, dan menuduh perusahaan AS itu menyeret kakinya dalam negosiasi.
Google juga membuat kesal pihak berwenang Rusia dengan memblokir beberapa akun YouTube yang dimiliki oleh tokoh dan media pro-Kremlin. Kantor berita Interfax sebelumnya juga melaporkan, Pengadilan Moskow pada hari Kamis mendaftarkan proses administratif terhadap Facebook dan Twitter untuk pelanggaran yang sama, tetapi tidak menetapkan tanggal pengadilan.
Facebook dan Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar. Kedua perusahaan, masing-masing didenda 4 juta rubel pada Februari 2020 karena melanggar undang-undang data Rusia.
Kedua perusahaan itu telag diperingatkan pada Mei bahwa mereka harus membuka basis data di negara itu pada Juli atau menghadapi denda hingga 18 juta rubel. LinkedIn Microsoft diblokir di Rusia setelah pengadilan menemukan bahwa itu melanggar aturan penyimpanan data, yang disahkan pada tahun 2015[ah/reuters]