ChanelMuslim.com – Di era digital ini, melalui sosial media dan internet, penyebaran konten pornografi dan seks bebas mudah diakses dan dikonsumsi anak-anak dan remaja sehingga mereka bisa mengalami adiksi dan melakukan perilaku seks bebas. Hal inilah yang mendasari keprihatinan dari Rumah Keluarga Indonesia Kota Depok untuk menyelenggarakan acara Sarasehan bertajuk “Perlindungan Keluarga dari Perilaku Seks Bebas dan Pornografi” pada Selasa, (20/3).
Acara sarasehan yang digelar di Pondok Laras, Cimanggis ini, mengundang para praktisi pendidikan dan perwakilan orang tua se-Kota Depok.
Ketua RKI Kota Depok, Nikendriningrum mengatakan dalam sarasehan ini RKI mengundang para stakeholder pendidikan.
“RKI Kota Depok mengundang stakeholder pendidikan dalam rangka urun rembug guna mencari solusi dari permasalahan seks bebas dan pornografi,” ujar Nikendriningrum dalam keterangan pers yang diterima chanelmuslim.com.
Niken juga menjelaskan salah satu faktor utama perilaku seks bebas selain akses internet adalah gagalnya sosialisasi norma-norma dalam keluarga, terutama keyakinan agama dan moralitas.
“Peran ketahanan keluarga. Keluarga adalah miniatur masyarakat, bangsa dan negara. Keluarga kokoh, masyarakat kokoh, maka bangsa dan negara pun akan kokoh,” tekannya.
Keluarga yang tangguh akan melahirkan generasi yang kokoh, sambung Niken.
“Yang tidak akan mudah terpengaruh dengan lingkungan dan dampak negatif internet,” ucapnya lagi.
Selain Niken, Sarasehan RKI ini juga menghadirkan Founder sekaligus CEO Rumah Konseling, Muhammad Iqbal, PhD.
Iqbal mengungkapkan, beberapa faktor penyebab perilaku seks bebas dan seks menyimpang adalah, pengaruh konten pornografi, pribadi yang rapuh, lingkungan pergaulan, pola asuh dan perilaku permissif dari orang tua dan lingkungan.
“Orang tua harus membangun kehangatan (bonding) dengan anak, Bonding is everything. Menjalin komunikasi terbuka dan menghadirkan sosok figur ayah dan ibu yang kuat sehingga anak pun akan menjadi pribadi yang kuat sesuai kodratnya,” lanjut Dekan Fakultas Psikologi Mercu Buana, Jakarta ini.
Pencegahan perilaku seks bebas dan pornografi didukung pula dengan sikap lingkungan, masyarakat dan pemerintah dalam menyikapi hal tersebut.
“Dibutuhkan perangkat kebijakan yang mendukung dari pemerintah setempat,” tekannya.
Antusiasme peserta yang berjumlah seratus orang terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada para narasumber.
Sulis dari Yayasan Anugerah Ilahi, Depok menyampaikan apresiasi terhadap RKI Kota Depok dan memberikan masukan agar ada database tentang permasalahan keluarga dan perlu adanya kemitraan dalam gerakan peningkatan ketahanan dan perlindungan keluarga ini.
Sementara itu Ketua komite Miftahul Ulum Depok Rita, menyampaikan agar RKI dapat menyebarkan informasi seperti pada sarasehan ini dengan menyampaikan ke berbagai lapisan masyarakat dalam bentuk edukasi, sosialiasi dan penyuluhan, baik ke orang tua maupun ke sekolah-sekolah.
Berbagai masukan yang dihimpun dari peserta Sarasehan menghasilkan rekomendasi yang akan disampaikan kepada Pemkot Depok terkait Perlindungan Keluarga dari Perilaku Seks Bebas dan Pornografi.
Pertama, menolak segala bentuk aktivitas dan penyebaran pornografi dan seks bebas,
Kedua, mengacu kepada Perda No.9 Tahun 2017 tentang Peningkatan Ketahanan Keluarga, dibutuhkan sosialisasi penerapan kepada seluruh elemen masyarakat.
Ketiga, dibutuhkan Perlindungan dan pencegahan dari perilaku seks bebas dan pornografi dalam bentuk kebijakan maka kami mendorong adanya kebijakan nasional yang menguatkan perlindungan terhadap institusi dan Ketahanan Keluarga, demikan Niken menyampaikan.(jwt/rilisRKI)