Chanelmuslim.com – Beberapa orang tua memanggil anak sulung dan bungsu dengan sebutan ‘kakak’ atau ‘adik’, apakah ada pengaruh psikis terhadap anak dengan dipanggil seperti itu?
“Sebetulnya panggilan kakak atau adik itu penanaman mindset aja. Jadi diposisikan anak ini sebagai anak yang lebih tua atau lebih muda saja,” tutur psikolog anak dan remaja dari RaQQi – Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi.
Ratih menambahkan, jika memang orang tua memanggil nama saja pada si anak ketika sedang berkomunikasi berdua dengan sang anak, itu tak masalah. Namun, ketika sedang berbicara dengan sang adik, boleh sekali jika orang tua membahasakan si sulung kepada adiknya dengan panggilan ‘kakak’.
“Misalnya kita ngomong ke adiknya, ‘Fahri ini Kakak Aisyah’. Nah, si Fahri sebagai adik tahu dia harus hormat pada kakaknya. Sementara, si kakak juga tahu, dia sebagai anak lebih tua harus melindungi adiknya,” kata pemilik akun twitter @ratihyepe ini.
Berdasarkan pengalamannya, Ratih menyebut ada kliennya yang ketika punya adik dan dibahasakan kakak oleh orang tuanya, si anak justru malah lebih mandiri. Meskipun, menggunakan nama atau panggilan tertentu pada anak memang kembali lagi pada keputusan orang tua dan pastinya disesuaikan dengan situasi.
Bagi anak sulung, bukan berarti juga ia harus selalu mengalah dengan adiknya. Seperti penuturan psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, MPsi sebenarnya anak sulung tidak bisa juga terus-menerus diminta mengalah dengan adiknya. Sebab, nantinya si sulung justru sebal dengan adik-adiknya.
“Mengalah memang terkesan seperti berbagi, tapi berbagi dengan adanya paksaan. Padahal, berbagi semestinya tidak dipaksa dan timbul dari keinginan sendiri. Saat anak sulung dipaksa terus mengalah dengan adiknya, selain sebal dia juga justru tidak punya keterampilan berbagi,” kata wanita yang akrab disapa Nina ini.(ind/dethealth)