ChanelMuslim.com – Masih maraknya aksi kekerasan dan teror di beberapa negara Muslim yang dilanda konflik selama bulan Ramadhan ini, membuat para ulama prihatin.
Sejumlah ulama Muslim moderat di seluruh dunia dengan tegas melawan hal itu dan menyatakan bahwa terorisme dan aksi kekerasan jelas bertentangan dengan semangat Ramadhan.
“Ramadhan adalah bulan perdamaian, yang penuh cinta dan menghargai semua orang. Bukan bulan kekerasan dan pertumpahan darah. Mereka yang menyerukan untuk melakukan kekerasan tidak mencerminkan Islam dan warga Muslim,” ujar Syekh Bashir Ahmed Salad, seorang ulama berpengaruh yang juga Ketua Dewan Ulama di Somalia.
Di Inggris, para pemimpin Muslim menyerukan ketenangan dan sholat jenazah bagi korban pemboman di Manchester.
Untuk pertama kalinya warga Muslim di Amerika menjalani bulan Ramadhan di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Dalam pernyataannya tentang bulan Ramadhan, Trump memusatkan perhatian pada aksi kekerasan dan terorisme.
“Intinya, semangat Ramadhan itu memperkuat kesadaran dan kewajiban bersama kita untuk menentang kekerasan, mencapai perdamaian dan membantu mereka yang menderita akibat kemiskinan dan konflik,” demikian pernyataan tertulis Presiden Trump.
Imam Sharif Mohammed di Islamic Civic Society of America di masjid Dar Al-Hijrah di Minneapolis mengatakan pesan presiden itu berbeda dengan pesan yang disampaikan presiden-presiden sebelumnya, seperti Barack Obama dan George Walker Bush.
“Tidak seperti Obama dan George Bush, dalam pesan Ramadhannya, Trump terutama memusatkan perhatian pada perlawanan terhadap terorisme,” ujar Imam Sharif. “Pernyataannya hanya mencerminkan kampanye pemilu yang dilakukannya dan retorika anti-Muslim yang selama ini digaungkannya.” [ah/voa]