ChanelMuslim.com – Pahlawan era milenial ini ditulis oleh Tere Liye pada 10 November 2017. Rasanya, masih relevan dengan situasi saat ini. Berikut tulisan selengkapnya.
Saya pernah ketinggalan dompet di bioskop. KTP, SIM, kartu ATM, ada di situ semua. Baru nyadar itu dompet ketinggalan saat keluar mall, bayar parkir. Saya ‘panik’ bergegas kembali ke bioskop, dompet itu sudah di tangan security.
Ditemukan oleh cleaning service saat bersih-bersih kursi. Security dan cleaning service itu tersenyum, mengembalikan dompet yang utuh.
Saya pernah mengejar jadwal pesawat. Macet total kotanya, hujan deras turun. Mobil tidak bergerak. Saat hujan reda, menyisakan gerimis, saya memutuskan turun dari transportasi online yang saya tumpangi, memutuskan menyeret koper, menuju bandara, sisa 800 m, tidak apalah, jalan cepat bisa sampai 15 menit, daripada tetap di mobil. Entah kapan sampainya.
Tiba-tiba merapat motor, menawarkan tumpangan. Eh? Saya naik saja. Namanya ditawarin. Mungkin ojek. Sampai di lobi keberangkatan, turun, ambil dompet mau bayar. Itu orang yang nawarin tumpangan menggeleng, tersenyum. Dia jelas bukan ojek. Dia memang menawarkan diri dengan tulus.
Saya pernah kemalaman nyungsep di pedalaman Indonesia. Setelah naik motor trail, menjelajah jalanan tanah. Kemalaman. Entah mau nginep di mana sekarang? Penduduk setempat menawarkan rumahnya.
Tersenyum mereka, tulus sekali. Menyediakan makan malam, minuman hangat. Dingin menusuk tulang, malam itu, saya tidak harus tidur di masjid, atau di manalah, melainkan di kamar yang hangat. Dengan makanan. Gratis.
Di sekitar kita itu sungguh banyak sekali ‘pahlawan’.
Saat mampir di rest area jalan tol, lihatlah, petugas cleaning service menyiram, menyikat kakus. Jadi bersih itu toilet saat kita numpang buang air kecil. Nyaman digunakan, mereka juga pahlawan.
Itu betul, mereka memang digaji, tapi tidak sedikit di antara mereka yang bekerja tulus melayani.
Saat kita memesan makanan dengan transportasi online, contoh lainnya, mengantri itu driver-nya, kehujanan pula, macet, kepanasan, tiba makanan itu di rumah. Kita nikmati.
Itu juga betul, mereka memang dibayar, tapi tidak sedikit di antara mereka yang ikhlas bekerja dengan profesinya.
Baca Juga: Para Pahlawan Ini Juga Membuat Buku Loh
Pahlawan Era Milenial
Di sekitar kita sungguh banyak sekali ‘pahlawan’.
Orang tua kita. Guru-guru kita. Saudara-saudara kita. Teman-teman kita. Petugas, karyawan, orang-orang di sekitar kita, mereka semua adalah ‘pahlawan’ dalam kehidupan.
Maka, tibalah kita berdiri maju, mengambil jalan yang sama: kepahlawanan. Sungguh, kita tidak harus lagi melawan penjajah.
Tapi hidup ini, selalu membutuhkan pahlawan baru. Siapa? Dialah orang-orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Orang-orang yang mendedikasikan hidupnya demi orang lain.
Termasuk, orang-orang yang menegakkan kebenaran dan keadilan. Kita semua dipanggil untuk menjadi pahlawan.
Kita mungkin memang tidak mampu mengubah nasib seluruh bangsa. Tapi cerita kepahlawanan kita minimal bisa mengubah hidup orang di sekitar kita.
Kalaupun itu tetap berat dilakukan, minimal bisa mengubah hidup diri sendiri. Jadilah pahlawan untuk diri sendiri. Belajar dengan tekun, giat.
Patuh dan taat dengan orang tua. Selalu jujur. Senantiasa berbuat baik, jauhi perbuatan sia-sia dan merusak. Itu sudah keren.
Selamat datang para pahlawan era milenial.[ind]