ChanelMuslim.com – Staf Khusus Juru Bicara Presiden Bidang Sosial dan juga pendiri ThisAble Enterprise Anggi Yudistia hadir dalam kegiatan Muslimah Creative Day di Balai Kartini, Jakarta, Ahad (1/3/2020). Ia menceritakan pengalaman dirinya hingga bisa sampai di titik ini.
“Di balik hijab aku ini, aku adalah seorang disabilitas sejak umur 10 tahun karena malaria, karena reaksi biotik yang berlebihan dan aku pakai alat pendengar sekitar umur 16 tahun. Awalnya aku malu, berbeda dengan yang lainnya tapi, aku berusaha bagaimana aku bisa menerima diriku apa adanya. Tanpa aku berusaha keras menjadi diri orang lain,” kata Anggi dalam talkshow bersama Wardah Cosmetics.
Anggi selalu bertanya mengapa dirinya diciptakan berbeda, tidak bisa mendengar.
“Ternyata aku hidup untuk mencari jawaban ini. Sampai pada akhirnya bertemu ustazah dia mengatakan seperti ini, ‘Anggi kalau kamu diciptakan sempurna kamu akan sombong, tapi kalau kamu diciptakan kurang kamu akan lebih bersyukur’,” ujar Anggi dalam talkshow Optimize Your Potential tersebut.
Anggi dalam waktu dekat akan merilis sebuah series yang menceritakan kisah nyata Anggi Yudistia yang didedikasikan untuk ibunya.
“Film ini menceritakan bagaimana seorang disabilitas bisa tumbuh karena peran orang tua. Film ini untuk ibuku karena beliau adalah seorang perempuan hebat yang membesarkan anak disabilitas yang bisa tumbuh, bisa mandiri,” tambah Anggi.
Pesan film tersebut sangat dalam, di antaranya adalah soal pendidikan.
“Mamahku selalu bilang bahwa pendidikan adalah pegangan hidup kita. Dengan pendidikan, kita akan tumbuh menjadi perempuan berkarakter, sampai akhirnya aku berhasil lulus S1 dan S2,” ujar Anggi.
Anggi kemudian mendirikan Thisable Enterprise yaitu wadah bagi para disabel yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.
“Ternyata banyak yang terjebak bingung mau ngapain, kami latih mereka supaya kemampuan mereka dipergunakan di perusahan. Sudah ada 5.000 orang yang dipekerjakan di Thisable Enterprise,” kata Anggi.
Anggi mengaku sudah membantu 680 disabilitas di Jakarta untuk mendapatkan pekerjaan.
“Mereka yang tadinya penganguran, sekarang dengan kemampuan mereka, mereka bisa bekerja dengan gaji minimum UMR Jakarta,” tambah Anggi.
Anggi juga menceritakan pengalamannya sebagai Staf Khusus Juru Bicara Presiden.
“Jumlah disabilitas mencapai 21 juta jiwa, pertama, aku adalah seorang perempuan berkebutuhan khusus yang ditunjuk menjadi juru bicara Public Relations (PR) Presiden negara. Aku enggak bisa mendengar, aku terbatas untuk mendapatkan informasi tapi, aku punya mata, punya sistem anggota tubuh yang lain, punya tim. Kadang kalah hidup ini unik, di saat ada satu pintu tertutup, akan ada pintu lain yang terbuka dengan bantuan Allah swt melalui tangan-tangan manusia. Kita harus baik kepada sesama manusia tanpa melihat dia siapa,” katanya.
Untuk mendukung teman-teman disabilitas, Anggi berpendapat dimulai dari mindset bahwa mereka bukan untuk dikasihani tapi diberi kesempatan yang sama dianggap sebagai teman bukan sebagai beban, bahwa kesetaraan itu sama di mata Allah swt.[ind/Walidah]