ChanelMuslim.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengutuk keras aksi terorisme yang dilakukan warga negara Australia terhadap jamaah masjid di Selandia Baru yang menewaskan 51 orang.
Dalam pernyataannya terkait insiden berdarah tersebut, MUI menyatakan bela sungkawa yang mendalam atas wafatnya puluhan umat Islam di Masjid Annur Christchurch dan Islamic center Selandia Baru akibat aksi terorisme/pembunuhan biadad yang dilakukan oleh para teroris dari kelompok ektrimist anti Islam Australia.
"MUI mengutuk keras tragedi kemanusiaan yang barbau rasis tersebut, apalagi dilakukan di rumah ibadah saat ibadah ritual sedang diselenggarakan," ungkap KH Muhyiddin Junaidi saat membacakan pernyataan sikap MUI Selasa siang tadi (19/3/2019) di Gedung MUI Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat.
MUI juga mendesak agar pemerintah Selandia Baru segera menangkap para pelaku/teroris tersebut secepat mungkin dan memberikan hukuman yang seberat mungkin sesuai dengan hukum yang. berlaku supaya ada efek jera dan tak terulang kejadian yang sama di kemudian hari.
Selain itu MUI juga meminta umat Islam Selandia baru untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga hubungan yang harmonis dengan semua pihak terutama pemerintah.
"Kami juga menghimbau kepada umat Islam Indonesia agar menyelenggarakan shaiat gaib bagi para syuhada dan semoga Allah menempatkan mereka di surga jannatun naim," ujar KH Muhyiddin Junaidi yang pada saat pembacaan pernyataan sikap tersebut didampingi Wakil Ketua Umum MUI, Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc, sekjen MUI, Buya Anwar Abbas, dan Dr H Amirsyah Tambunan selaku wasekjen bidang pendidikan dan kaderisasi MUI Pusat. Juga hadir pada acara tersebut Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan.
Kepada pemerintah Indonesia MUI meminta agar pemerintah segera memberikan bantuan, khususnya kepada warga Indonesia yang menjadi korban kebiadaban tersebu .
Mencegah terulangnya kembali insiden berdarah itu, MUI juga mendesak agar pemerintah Selandia Baru memberikan perlindungan maksimal kepada umat Islam khususnya dalam menjalankan ajaran agama mereka pasca peristiwa tindak kekerasan/human tragedy.[ah]