ChanelMuslim.com- Sebuah kebingungan warga Amerika tiba-tiba menyeruak. Stephen Paddock (64 tahun) menembaki para penonton festival musik Route 91 Harvest dari balkon lantai 32 Hotel Mandalay Bay. Sedikitnya, 59 orang tewas, lebih dari 500 lainnya luka-luka. Namun, polisi Amerika Serikat tak menyebut Paddock sebagai teroris.
Ungkapan kebingungan itu akhirnya tak lagi tertahan. Seorang tokoh muslim Amerika, Yasir Qadhi, melontarkannya melalui facebook. Dengan nada menggugat, ia mengatakan, "It is to murder over 50 people and injure 450, only to have authorities claim, within minutes and without any verification, that you are not a terrorist. It is to commit the largest mass murder and shooting in recent American history, and be described as a 'retired grandfather'." (Detikcom, 3/10)
Artinya kira-kira, "Sebuah aksi pembunuhan lebih dari 50 orang dan melukai 450, sementara pihak berwenang mengklaim, dalam beberapa menit dan tanpa ada verifikasi, bahwa Anda bukan seorang teroris. Padahal, ini adalah pembunuhan massal terbesar dalam sejarah Amerika baru-baru ini. Namun kalian hanya menggambarkannya sebagai 'kakek pensiunan'."
Sontak saja, ungkapan bingung sekaligus protes atas kedegilan Amerika yang begitu kuat menstigmakan terorisme dengan Islam ini akhirnya begitu viral di media sosial. Ungkapan ini seperti menggedor kesadaran warga Amerika betapa mereka begitu terjebak dalam pola pikir yang salah, bahkan rasis.
Kalau pelakunya seorang muslim, berjanggut, keturunan Arab, walaupun belum jelas kebenarannya, langsung saja polisi dan media massa kompak menyebutnya sebagai aksi terorisme, yang kemudian diembel-embeli ISIS. Seolah hanya muslim yang patut disebut teroris.
Seorang kakek bernama Stephen Paddock (64) menembaki para penonton festival musik secara membabi buta dengan menggunakan belasan senjata mesin. Sebanyak 59 orang tewas, lebih dari 500 lainnya luka-luka. Polisi pun tidak menemukan keterkaitan sang kakek biadab itu dengan sesuatu yang berbau Islam.
Polisi dan tentunya media massa dunia pun langsung menyebut aksi pembantaian terbesar dalam sejarah Amerika moderen itu dengan sebutan aksi kriminal biasa, yang dilakukan seorang kakek.
Seolah dunia yang tidak waras itu ingin mengatakan, "Itu bukan aksi terorisme. Karena pelakunya bukan muslim!" (Mh)