AWAL penentuan Bulan Ramadan akan ditetapkan pemerintah melalui keputusan Sidang Itsbat yang akan digelar sore nanti, Ahad (10/3) di gedung Kemenag.
Dalam perhitungannya, pemerintah mengacu pada metode hisab dan ru’yah atau melihat bulan. Dalam Sidang Itsbat itu, pemerintah mengumpulkan data dan masukan dari berbagai ormas Islam.
Namun begitu, pemerintah melalui Kemenag sebenarnya sudah merilis perkiraan kalender hijriyah. Dan dalam kalender hijriyah itu, awal Ramadan diperkirakan jatuh pada Selasa (12/3).
Sementara itu PBNU menerapkan perhitungan awal Ramadan dengan metode yang hampir sama dengan pemerintah, yaitu hisab dan ru’yah. NU akan melakukan pengamatan hilal pada Ahad (10/3).
Meski penentuan akhirnya diserahkan PBNU pada sidang itsbat melalui pemerintah, tapi NU memperkirakan bahwa bulan belum bisa terlihat pada Ahad sore ini. Hal ini karena derajat ketinggian bulan masih sangat rendah.
Seperti dilansir laman detikcom, Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, KH Sirril Wafa, menyampaikan bahwa hilal masih belum terlihat pada Ahad sore.
Menurutnya, ijtima’ atau konjungsi terjadi pada pukul 16:00:50. Posisi matahari terbenam pada 3 derajat 55 menit 36 detik selatan titik barat. Letak hilal berada pada 5 derajat 7 menit 23 detik selatan titik barat. Hilal terletak pada 1 derajat 11 menit 27 deteik selatan matahari dengan miring ke arah selatan dan elongasi sebesar 2 derajat 30 menit 25 detik.
Dengan begitu, Falakiyah PBNU menyimpulkan bahwa 1 Ramadan diprediksi jatuh pada Selasa, tanggal 12 Maret 2024. Perhitungan ini sama dengan perkiraan dari pemerintah.
Berbeda dengan Pemerintah dan PBNU, Muhammadiyah sudah mengumumkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada Senin (11/3).
Penetapan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal. Dalam perhitungan itu, pada Ahad (10/3), ijtima’ atau konjungsi terjadi pada pukul 16:07:42 WIB. Pada saat matahari terbenam, bulan sudah berada di atas ufuk di sebagian besar wilayah Indonesia. Karena itu, 1 Ramadan jatuh pada Senin (11/3).
Namun begitu, pemerintah menghimbau agar umat saling memahami perbedaan tersebut. Dan hal itu dalam kenyataannya memang sudah biasa disikapi dengan baik oleh umat Islam Indonesia.
Menariknya, jika merujuk pada kalender hijriyah yang dirilis Kemenag, 1 Syawal diperkirakan akan jatuh pada tanggal 10 April. Dan hal itu akan sama dengan perhitungan hisab versi Muhammadiyah yang sudah merilis bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Rabu (10/4).
Meskipun begitu, penentuannya kelak juga akan disepakati melalui Sidang Itsbat. [Mh]