LEMBAGA Amil Zakat (LAZ) Al Azhar mendapat penghargaan dari Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, serta Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam sebagai Lembaga Pendukung Sumber Daya Manusia Zakat, Wakaf, dan Keagamaan dalam acara Peluncuran Buku “Filantropi Islam untuk Indonesia” di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/7).
Rangkaian kegiatan digelar dengan khidmat mulai dari pembukaan, peluncuran buku, penganugerahan, sampai penutupan yang dihadiri oleh Ditjen Bimas Islam Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA., Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Drs. H. Tarmizi Tohor, M.M., Pimpinan Baznas dan BWI, Direktur Eksekutif LAZ Al Azhar, H. Daram, M.H, dan ketua-ketua lembaga zakat dan wakaf nasional lainnya.
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) menjadi salah satu program unggulan LAZ Al Azhar yang didedikasikan untuk program umat dalam rangka mengentaskan pengangguran dan pemberdayaan usia produktif melalui tiga output; employee, self employee, dan entrepreneur.
“Alhamdulillah, salah satu program unggulan LAZ Al Azhar yakni Rumah Gemilang Indonesia telah mendapatkan penghargaan dari Kemenag RI. Program ini tentunya diapresiasi karena betul-betul konsep zakat yang ada bukan hanya memberikan satu bantuan, tetapi lebih kepada bagaimana memberdayakan putra-putri anak bangsa sehingga menjadi orang yang berhasil,” ujar Daram dalam sambutan.
LAZ Al Azhar Raih Penghargaan sebagai Lembaga Pendukung Sumber Daya Manusia oleh Kemenag RI
Baca juga: Gelar Wisuda RGI, LAZ Al Azhar Lepas 397 Pemuda Produktif Siap Kerja
Saat ini, RGI telah meluluskan 3.488 alumni dengan persentase 85% bekerja, 5% berwirausaha, 5% menciptakan lapangan pekerjaan, dan 5% melanjutkan pendidikan yang berasal dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia.
“Program Rumah Gemilang Indonesia ini merupakan program yang terukur hasilnya, bukan saja mengajarkan keterampilan yang baik, namun juga menjadi putra putri kebanggaan para mitra, tempat magang, maupun korporasi di mana santri RGI ditempatkan,” tambahnya.
Ketua Ditjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin mengatakan instrumen zakat dan wakaf akan terus meningkat dalam jangka waktu 10 tahun kedepan dengan jumlah penghimpunan zakat dan wakaf hingga 100 triliun rupiah.
Ini perlu diperhatikan oleh pemerintah, salah satunya menempatkan agama melalui lembaga-lembaga ziswaf sebagai instrumen penting dalam sebuah negara, sehingga dapat dilakukan pemanfaatan-pemanfaatan strategis potensial.
“Kesadaran umat Islam di Indonesia terhadap potensi zakat dan wakaf akan terus meningkat, profesi amil sudah seharusnya menjadi posisi penting dalam sebuah struktural baik pemerintahan maupun masyarakat lewat lembaga-lembaga ziswaf, ini berpotensi membantu laju perputaran ekonomi,” ujarnya.
Terakhir, kegiatan ditutup dengan foto bersama dan ramah tamah.