ChanelMuslim.com – Laporan tahunan FBI yang dirilis pada Senin kemarin (13/11/2017) menunjukkan adanya lonjakan jumlah kejahatan kebencian di Amerika Serikat sepanjang tahun 2016.
Laporan yang dikumpulkan dari informasi-informasi yang diajukan oleh aparat penegak hukum di seluruh negeri mencapai 6.121 kasus, naik dari 5.850 kasus (4,6 persen) pada tahun sebelumnya. Lebih dari setengah kasus dikategorikan sebagai kejahatan kebencian karena rasial.
Dari analisis terhadap 6.063 kasus yang melibatkan 7.509 korban terungkap bahwa 21 persen kasus disebabkan karena bias agama, yang menjadi motif kejahatan kebencian kedua terbanyak.
Umat Muslim dan Yahudi menjadi sasaran paling umum di AS. 55 persen kasus bias agama adalah kasus anti-Yahudi, sementara kasus anti-Muslim tercatat sebanyak 25 persen.
Temuan ini terkait dengan keluhan yang diajukan komunitas Muslim-Amerika bahwa anggotanya mengalami peningkatan serangan Islamofobia.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) yang merupakan kelompok HAM dan advokasi Muslim terbesar di AS mengatakan bahwa laporan terbaru FBI tersebut menunjukkan bahwa seluruh warga AS perlu bersatu untuk melawan kefanatikan.
"Kita semua telah menyaksikan amarah dan prasangka mewarnai pemilihan umum tahun lalu, yang bahkan terus berlanjut dalam situasi politik saat ini. Untuk mencegah peningkatan kejahatan kebencian dan terpecah-belahnya masyarakat, kita harus bersatu melawan oknum-oknum yang menindas kaum minoritas," ujar Corey Saylor, Direktur Departemen Nasional untuk Pengawasan dan Memerangi Islamofobia CAIR.
Menurut Pusat Hukum Kemiskinan bagian selatan, ada lonjakan dramatis dari kekerasan, pelecehan, dan intimidasi kebencian di seluruh negeri menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS.[ah/anadolu]