ChanelMuslim.com- Bulan Maret ini bisa dibilang bulan prihatin untuk muslimah di Eropa dan Amerika. Setelah Pengadilan Tinggi Eropa membolehkan perusahaan melarang pegawai berjilbab, di Maryland Amerika, seorang siswi SMA dilarang main basket karena berjilbab.
Siswi berjilbab ini bernama Je’Nan Hayes. Seorang gadis muslimah yang tergabung dalam tim basket sekolahnya di SMA Gaithersburg, Maryland, Amerika.
Sudah 24 pertandingan diikuti Hayes, pertandingan basket antar SMA. Selama itu, tak ada hal apa pun yang mengusik soal jilbabnya. Karena pihak sekolah paham betul kalau jilbab sudah menjadi keseharian Hayes.
Persoalan baru muncul ketika pertandingan yang diikuti Hayes bukan lagi pertandingan lokal daerahnya, tapi sudah masuk final antar daerah di Amerika.
Tepatnya, saat pertandingan final yang dilakukan di Oxon Hill pada tanggal 3 Maret lalu.
Saat itulah, seorang wasit yang memimpin pertandingan meminta pelatih tim Hayes untuk tidak mengikutkan Hayes dalam pertandingan. Kecuali, ia mau melepas jilbabnya.
Alasannya sederhana. Wasit merujuk pada aturan permainan basket yang melarang pemain mengenakan penutup atau atribut busana di kepala.
Protes dari pelatih pun terlontar. Menurut pelatih, ia tidak tahu ada aturan seperti itu. Dan selama ini, Hayes sudah ikut di 24 pertandingan, dan berjalan normal-normal saja.
Namun, wasit tetap pada pendirian. Hayes dilarang bermain karena mengenakan jilbab.
“Saat itu, emosiku bercampur aduk tak karuan. Aku marah, sedih, dan kecewa,” ucap Hayes mengungkapkan perasaannya saat itu.
Hayes pun menambahkan, bagaimana mungkin sebuah peraturan bisa sekaku itu. Bukankah ia mengenakan jilbab tidak dalam rangka ingin melanggar peraturan apa pun.
Kasus Hayes dengan jilbabnya, akhirnya menyeruak menjadi masalah nasional Amerika. Hayes dan keluarganya dipertemukan dengan organisasi perkumpulan warga Muslim Amerika atau yang biasa disebut CAIR (Council on American-Islamic Relations).
Pada Kamis lalu (16/3), CAIR melakukan konfrensi pers. “Kami berusaha untuk mengubah aturan tersebut. Setidaknya, ada tambahan pengecualian (atas larangan penutup kepala),” ucap salah satu pengurus CAIR, Zainab Chaudry.
Hayes menjadi sangat bersemangat dengan dukungan itu. Ia akan tetap ikut dalam pertandingan-pertandingan berikutnya, dan tentu saja dengan busana muslimah, jilbab.
“Aku muslim. Aku warga Amerika. Aku lahir di sini. Aku tinggal di negeri ini sepanjang hidupku. Aku seorang manusia, sama seperti kalian juga. Jilbab yang kukenakan ini adalah bagian dari agamaku, bukan paksaan siapa pun,” tegas Hayes seperti disampaikan CNN. (mh/foto: CNN.com)