AMRINTO atau yang akrab dengan panggilan Amri merupakan seorang petani yang kini usianya sudah tidak lagi muda.
Namun, semangatnya menjadi bukti keseriusan dan tanggung jawab kepada keluarga kecilnya.
Pria asal Pasuruan Jawa Timur ini semasa mudanya banyak menghamburkan hasil pekerjaannya untuk hal yang tidak diperlukan, sehingga keluarganya seringkali tidak terurus dengan baik. Ia pun bercerita bahwa istri yang sekarang merupakan pernikahan ketiganya.
“Sekarang saya sadar mas, kalau ingat masa dulu, rasanya saya sangat menyesal karena hidup seakan tidak ada arah yang membuat tidak karuan,” ujar Amri.
Pada nyatanya, setiap manusia mampu berubah dan memiliki fase kehidupan yang berbeda-beda.
Melewati usia 50 tahun, Amri memutuskan untuk merantau dan meninggalkan kampung halamannya untuk hijrah ke daerah Wonogiri dan memulai membuka lembaran baru bersama keluarganya di Desa Buntalan Wetan, Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Kisah Amrinto, Buruh Pabrik yang Jadi Petani dengan Hasil Panen Melimpah
Ayah dari dua orang anak ini, mulai mencoba peruntungan dengan menggarap lahan pertanian.
Beberapa kali usahanya dalam bertani terkendala oleh modal yang cukup minim, seperti pengadaan pupuk, pembelian bibit, dan kebutuhan pertanian lainnya membuat Amri jatuh bangun dalam menjalankan usahanya.
Jaka, Da’i Sahabat Masyarakat (Dasamas) LAZ Al Azhar mengatakan Amri menjadi salah satu sosok inspiratif.
Selain perjalanan hidupnya yang mampu berubah, Amri kini juga aktif menjadi tokoh masyarakat sekitar yang cukup dihormati.
LAZ Al Azhar pun turut hadir mendampingi kisah perjalanan Amri dalam menjalankan usaha pertaniannya melalui Program Rumah Pembiayaan Pertanian (RPP).
“Program RPP ini menjadi ikhtiar untuk membantu masyarakat khususnya para petani dan peternak desa agar keluar dari pinjaman riba para tengkulak,” ujar Jaka.
“Karena modal dari tengkulak ini menggunakan sistem ijon yang sangat merugikan petani, bahkan hingga modal habis terkuras sementara keuntungan pun tak didapat petani,” tambahnya.
Amri juga menyebutkan bahwa program RPP sangat membantu usahanya. “Hadirnya RPP ini sangat membantu saya karena tersedianya modal untuk usaha, selain itu dana yang diamanahkan kepada kelompok kami sangat membantu masyarakat Buntalan Wetan,” imbuhnya.
Musim panen kali ini, Amri yang juga sebagai pengurus KSM Gemah Ripah Dusun Buntalan Wetan berhasil mengumpulkan 2,1 ton gabah basah dari hasil panennya.
“Alhamdulillah, produksi panen sekarang jauh lebih meningkat dari musim sebelumnya dimana pada panen musim sebelumnya hanya mendapatkan 1,9 ton gabah basah dari luas lahan 5000 meter persegi,” ujar Jaka sebagai Dasamas LAZ Al Azhar.
Baca juga LAZ Al Azhar Yogyakarta dan Jamiyyah SDI Al Azhar 31 Bagikan Ratusan Sembako
Hal ini membuat Amri merasa bersyukur dan senang dengan hasil panennya. Kini, ia menjadi Petani Sejati (Sejahtera, terampil, dan inovatif) yang fokus untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Ia menyebutkan menjadi petani membuat hidupnya lebih tenteram, meskipun banyak kendala tetapi ketika melihat tanaman tumbuh hijau subur dan memetik hasil panen, hatinya senantiasa merasa cukup.
Kini Amri juga banyak mengisi kegiatan masjid, mulai dari menggerakan masyarakat untuk mengikuti pengajian bersama Dasamas, menjadi sekretaris RPP, dan juga menjadi tokoh masyarakat yang dihormati.