ChanelMuslim.com- Sebuah pepatah mengatakan, “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan dapat.” Hal itulah yang cocok menggambarkan kesungguhan seorang calon jamaah haji termuda asal Sumatera Utara, Amir Hasan Martua Lubis.
Tanggal 1 Agustus 2017, Selasa kemarin, merupakan momen yang paling berkesan dalam hidup Amir. Remaja usia 20 tahun ini akhirnya berhasil menggapai impiannya berangkat ke tanah suci. Ia berangkat haji bersama ibunya, Masdiana Harahap, dalam kelompok terbang lima Sumatera Utara.
Wajahnya begitu ceria. Pancaran sinar kebahagiaan begitu tampak saat Amir dikerumuni para wartawan di Asrama Haji Medan, beberapa jam sebelum keberangkatannya ke tanah suci.
Tergambar dalam benak Amir cerita kesungguhan untuk naik haji yang begitu luar biasa. Sebuah kesungguhan yang sangat langka untuk anak usia remaja saat ini.
Sejak duduk di bangku SMP, Amir selalu menabungkan uang jajannya. Bukan untuk membeli mainan game, atau wisata ke suatu tempat. Melainkan, untuk memenuhi tekadnya menunaikan rukun Islam kelima.
Tiap bulan, tidak kurang dari seratus ribu rupiah uang jajannya ditabung. Uang jajan itu ia dapat dari ayahnya yang berprofesi sebagai sopir. Anak bungsu dari keluarga sederhana ini tak pernah jenuh untuk menabung hingga lulus SMA.
Usai lulus SMA, begitu banyak kebutuhan Amir. Terutama untuk bisa kuliah di perguruan tinggi. Namun, Amir tak mau melepas tabungannya sebagai ongkos haji untuk biaya kuliah. Justru, Amir bertekad untuk berkerja dulu agar tabungan hajinya bisa lebih cepat lagi bertambah.
Suatu kali, Amir seperti menunjukkan kejenuhannya untuk berangkat haji. Ia berpikir, kenapa tidak umrah saja. Mungkin kalau hanya umrah, uang tabungannya sudah cukup.
Ketika hal itu diketahui sang ibu, Amir pun akhirnya mendapat semangat baru.
Masdiana, sang ibu, mengatakan, kenapa cuma umrah kalau kita bisa berangkat haji.
Ucapan itu pun dicontohkan dengan semangat Masdiana yang juga menabung untuk bisa berangkat haji. Meski hanya berjualan nasi di lingkungan rumah, Masdiana “menantang” putera bungsunya untuk berlomba menabung agar bisa naik haji.
Akhirnya, Amir memutuskan untuk tetap berniat haji. Untuk memenuhi kekurangan biaya yang masih sangat jauh, Amir berkerja di sebuah perusahaan di Dumai. Lagi-lagi, pikirannya hanya fokus pada satu titik: haji.
Untuk menguatkan tekadnya berhaji, Amir pun memberanikan diri untuk mendaftar sebagai calon jamaah haji. Pada tahun 2011, ia membayar uang pendaftaran, dan terus menabung untuk melunasi kekurangannya.
Kali ini, tabungan haji per bulannya mengalami peningkatan lima kali lipat dari saat ia menabung di bangku sekolah. Gaji per bulannya yang tidak tergolong besar, ia sisihkan sebesar 500 ribu rupiah untuk ditabung buat ongkos haji.
Akhirnya, jerih payah dari kesungguhan Amir pun dikabulkan Allah swt. Tanggal 1 Agustus 2017 menjadi peristiwa bersejarah dalam catatan hidupnya.
Amir menjawab pertanyaan wartawan saat ditanya hal apa yang begitu ia harapkan dari keberangkatan hajinya. Dengan agak kikuk ia mengatakan, “Saya ingin agar haji saya menjadi mabrur, dan di tanah suci nanti akan berdoa agar bisa melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.” (mh/sumber dan foto: viva.co.id)