JERMAN blokir perawatan medis untuk anak-anak Gaza.
Dilansir dari trtworld, Organisasi bantuan Jerman menuduh pemerintah menghalangi bantuan medis yang sangat dibutuhkan untuk anak-anak yang terluka parah dari Gaza, tempat Israel telah menewaskan lebih dari 38.000 orang sejak Oktober lalu.
Sekitar 40 fasilitas medis sepakat untuk merawat anak-anak dari Gaza di Jerman dan menanggung biayanya, tetapi kementerian luar negeri dan dalam negeri telah menghambat upaya mereka dengan alasan dugaan masalah keamanan, menurut lembaga penyiaran publik ARD pada hari Jumat (12/07/2024).
Organisasi bantuan seperti Yayasan Pengungsi yang berpusat di Cologne, bersama dengan LSM lain dan Masyarakat Bedah Plastik Jerman, telah berkomitmen untuk memberikan bantuan medis bagi anak-anak ini selama berbulan-bulan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mereka mengorganisasikan sumbangan untuk penerbangan, aplikasi visa, dan penggantian penuh biaya rumah sakit.
Namun akhirnya kampanye tersebut dihentikan sementara karena kementerian tidak mendukung masuknya satu orang dewasa pendamping per anak.
Kalangan pemerintah Jerman dikutip mengatakan bahwa ibu atau ayah dari anak-anak Palestina yang terluka yang menemani mereka untuk perawatan medis dapat menimbulkan ancaman keamanan karena mereka mungkin mendukung atau bersimpati dengan Hamas, kelompok Palestina yang terlibat dalam serangan lintas batas pada 7 Oktober di Israel.
Jerman Blokir Perawatan Medis untuk Anak-anak Gaza
Menanggapi posisi pemerintah ini, Daniela Neuendorf dari Refugees Foundation mengatakan, “Saya sungguh tidak habis pikir mengapa negara lain mampu melakukan hal ini dan mengapa kami di Jerman menyerah dan entah bagaimana harus mendatangkan 20 anak dengan pendamping selama tiga bulan.”
Ia mengatakan negara-negara Eropa seperti Italia telah menerima anak-anak dari Gaza dengan pendamping orang dewasa.
Organisasi bantuan dan rumah sakit Jerman masih berharap bahwa kampanye mereka untuk merawat anak-anak Palestina tidak akan gagal.
Mereka dikatakan sedang berunding dengan kementerian untuk melihat apakah orang yang mendampingi dapat diizinkan masuk ke negara itu dalam kasus luar biasa.
Negosiasi dengan pihak berwenang Jerman telah berlangsung selama beberapa bulan, dan daftar anak-anak yang akan dievakuasi telah berubah berulang kali.
Organisasi bantuan mengatakan sejumlah anak yang terluka yang menunggu untuk tiba telah meninggal.[Sdz]