• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 16 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Jejak Langkah 2 Ulama: Warisan Gus Sholah untuk Memahami Perbedaan dan Menjunjung Persamaan

Maret 1, 2020
in Berita
100
SHARES
773
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com – Film 'Jejak Langkah 2 Ulama' secara garis besar menceritakan perjalanan hidup dua ulama besar nusantara, pendiri organisasi Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’Ari. 

Film jejak langkah 2 ulama ini adalah buah karya kerjasama antara LSBO PP Muhammadiyah dengan Pondok Pesantren (ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Film ini juga sebuah legacy atau peninggalan berharga dari almarhum Sholahuddin Wahid.

Dalam sebuah konferensi Press di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta Juli tahun lalu, almarhum Gus Sholah (panggilan akrab Sholahuddin Wahid menyampaikan, dua tokoh yang diangkat dalam film tersebut merupakan dua diantara empat raksasa umat Islam pada zamannya. Keempatnya, selain Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari, ialah Umar Said Cokroaminoto dan Agus Salim. “Nama-nama ini adalah tokoh yang luar biasa. Karenanya perlu dan penting dikenalkan kepada masyarakat, supaya masyarakat mengenal lebih dalam dan lebih dekat, dan bisa meneladani sebagai uswah hasanah (panutan),” ucapnya.

 “Jejak Langkah 2 Ulama” merupakan film yang mengangkat ketokohan dua ulama besar Indonesia. yaitu pendiri organisasi Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’Ari. “Keduanya memiliki peran dan pengaruh yang besar terhadap corak Islam di Indonesia yang damai, sejuk, dan toleran, cerminan dari ajaran Islam rahmatan lil ‘alamiin,” terang Sukriyanto AR Ketua Lembaga Seni dan Budaya (LSBO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang juga inisiator ide di balik film ini.

Proses Produksi

Film jejak langkah 2 ulama ini adalah buah karya kerjasama antara LSBO PP Muhammadiyah dengan Pondok Pesantren (ponpes) Tebuireng, Jombang.

Proses penggarapan  film yang disutradarai Sigit Ardiansyah ini dapat dikatakan singkat, kurang dari satu tahun. Yakni sejak Maret 2019, mulai dari pencarian, riset, penulisan skrip, casting, editor, finishing dan terakhir diluncurkan perdana di Surabaya.   

“Waktu pengerjaan film lumayan sehingga kita bisa review tanggal 2 Februari 2020 di Jakarta sebelum Gus Sholah meninggal dan pada tanggal 10 Februari 2020 tayang perdana di Hotel Grand Kalimas Surabaya,” kata Muhammad Bismar Umbu Nay, Rabu (18/2).  

Koordinator distribusi JL2U ini menjelaskan film diproduksi bersama Pesantren Tebuireng Jombang dan Muhammadiyah. Yang istimewa, film digawangi langsung almarhum Gus Sholah dan H Haedar Nashir selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.   

Gus Sholah ingin memproduksi film ini karena generasi milenial sudah jarang tersentuh dengan film seperti ini.   “Film yang menggambarkan sejarah ulama dan pendiri negara ini. Jadi, kerja sama ini untuk membuat film dakwah,” ungkap laki-laki yang disapa Bismar tersebut.   

Proses penggarapan film tentu tidak semulus yang diharapkan. Ditemukan beberapa tantangan yang dialami pemain. Tidak jarang pula mereka dikuras emosinya saat memerankan sejumlah adegan.    “Tantangannya, film ini dibuat yang kita sendiri belum lahir, terlebih film sejarah sehingga harus hati-hati. Film yang jauh masanya dengan kita dengan suasana yang sangat sederhana,” ungkapnya.   

Disampaikan, beberapa adegan seperti pondok terbakar dan sejenisnya, cukup membakar emosi pemain.   Bismar yang memerankan Sarman, santri Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari menjelaskan, hampir seluruh penggarapan JL2U dilakukan santri.

Pemainnya diambil dari keluarga dan aktor yang memainkan Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari masa muda adalah Sidqi Mudzakir, pengurus Pesantren Tebuireng.   “Sedangkan sosok masa tuanya diperankan langsung oleh Gus Riza, putra dari KH Yusuf Hasyim yang masih merupakan cucu dari KH M Hasyim Asy’ari,” terangnya.    

Terlebih aktor yang memerankan Syeikhona Kholil Bangkalan dan dianggap hampir mirip, nyatanya diperankan juga oleh santri. “Dan oleh dzurriyahnya pun memperbolehkan menvisualisasikan wajah beliau,” katanya.  

Dirinya mengemukakan bahwa para santri harus nonton film ini agar mengerti sejarah dua ulama yang terkadang tidak tersentuh film lain.   

“Memang banyak buku karangan yang menceritakan kedua ulama ini, tapi untuk sampai difilmkan belum ada. Diharapkan semua bisa nonton karena ceritanya sangat bagus,” katanya berpromosi.   

Dikemukakan bahwa film menggambarkan kepribadian dua ulama pendiri dua organisasi besar yakni NU dan Muhammadiyah. Juga sosok dua sahabat karib yang tinggal di tempat berbeda dan berjuangan menghadapi tantangan dakwah. Dirinya menjelaskan film tidak ditayangkan bioskop, justru dipilih dengan door to door datang ke tempat yang satu ke tempat lain.  

“Model ini merupakan permintaan dari Gus Sholah bersama dengan Pak Haedar, manager dan lainnya. Bahwa film lebih pada edukasi untuk dakwah yang bisa tembus sampai ke desa,” kilahnya. 

Persoalan bioskop, sebenarnya banyak pihak yang ingin membeli film ini. Ada yang meminta untuk membeli sampai 10.000 tiket, meminta file untuk diputar.   

“Lagi-lagi kita putuskan tidak keluar dari sistem itu. Dan ini merupakan pesan langsung dari Gus Sholah bahwa film untuk dakwah dan harus menyentuh pelosok negeri,” pungkasnya.     

[My/suaramuhammadiyah.id dan nu.or,id]

Previous Post

A. Fuadi: Menulis itu Menyenangkan

Next Post

Ada Shuttle Bus Selama IBF 2020, Ini Rutenya

Next Post

Ada Shuttle Bus Selama IBF 2020, Ini Rutenya

Sarapan Pagi Mudah dengan Dadar Kentang Sayur

Salimah Pati Gelar Forum Silaturrahim dan Kajian Keluarga

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga