ChanelMuslim.com – Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta Angkatan 11 memasuki pertemuan kelas daring kedua pada hari Rabu (10/02) dengan materi bertajuk “The Worldview of Islam” yang dibawakan oleh Dr. Wido Supraha, salah seorang peniliti di INSISTS. Materi ini dihadiri oleh puluhan peserta dari seluruh wilayah Jabodebek.
“Istilah worldview muncul pertama kali pada abad ke-18, ketika orang-orang di Eropa sudah tidak menyukai Katolik tetapi mereka butuh bimbingan. Akhirnya, muncullah pemikiran-pemikiran dan diskusi tentang bagaimana memandang alam dan seisinya,” ujar Wido pada awal materi.
Lebih lanjut, Wido menjelaskan bahwa pandangan hidup atau worldview memiliki cakupan arti yang terbatas pada suatu konsepsi visi duniawi. Awal mula diskusi-diskusi terkait pandangan hidup bermunculan, yaitu ketika bangsa Eropa menolak agama dalam memimpin politik. Menurut mereka, apabila agama memimpin politik, akal akan mati. Mereka telah mendikotomikan antara akal dan agama padahal agamalah yang menjawab pertanyaan-pertanyaan besar yang tak mampu dijawab oleh akal manusia. Berbeda dengan worldview of Islam yang memberikan pandangan metodologi berpikir komprehensif sehingga membimbing akal manusia untuk mengenali kebenaran sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah swt.
Dosen Pascasarjana UIKA Bogor itu kemudian menyampaikan salah satu sebab kemunduran umat Islam pada era modern ini terjadi karena pandangan hidup umat yang telah terbentuk secara westernized (terbaratkan). Menurut penuturan Wido yang juga dikutip dari pernyataan Profesor Syed Naquib Al-Attas, “Kemunduran umat Islam terjadi karena manusia sudah kehilangan adabnya. Kalau kita perhatikan kembali yang bermain politik adalah manusia, yang bermain ekonomi manusia, yang menyelenggarakan pendidikan juga manusia. Maka apa yang membuat manusia bisa melakukan hal itu semua? Cobalah fokus pada manusianya. Manusia sudah kehilangan adab, lost of Adab,” tutur Wido yang merupakan pendiri Yayasan Adab Insan Mulia.
Wido yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Komisi Ukhuwah MUI Pusat menjelaskan, cara dunia menciptakan manusia di era modern ini bukan dengan cara menegakkan adabnya, bukan dengan cara mendorong mereka sebagai generasi beradab, tapi sekadar mencetak mereka sebagai tenaga pekerja, tenaga terampil, atau pun tenaga ahli. Akhirnya, terciptalah manusia yang ahli namun tidak beradab.
Dinukil dari perkataan Al-Attas, “Arti kata adab adalah disiplin secara jiwa, akal, dan jasad. Terbentuknya kedisplinan dalam jiwa, akal, dan jasad tidak bisa terlepas dari peran agama, khususnya Islam. Umat Islam harus memiliki cara pandang yang komprehensif, kalau dalam terminologi Alquran dikatakan harus menjadi seorang muslim yang kaffah. Inilah yang seharusnya menjadi orientasi kita dalam mengubah worldview atau pandangan hidup umat,” ujar Wido.
Menanggapi pernyataan tersebut, Vitara Indriani, salah seorang peserta turut berkomentar, “Indonesia kini dalam masa krisis dengan pemuda yang jiwanya kritis padahal apabila mereka sadar, sedang ada zionis yang bersiap menghancurkan umat sewaktu-waktu. Worldview umat Islam perlu dibenahi, salah satunya dengan cara menumbuhkan minat literasi dengan pesan yang menarik karena untuk menjaga kesatuan negara dan agama perlu rakyat dengan intelektual yang baik,” ujar wanita yang juga mahasiswi di Universitas Bakrie itu. [ind/Diana Safitri]