Chanelmuslim.com-Minuman berenergi populer dikonsumsi karena dianggap dapat membantu orang-orang yang sedang membutuhkan tenaga ekstra. Hal tersebut bisa dicapai karena memang minuman biasanya mengandung stimulan yang dapat mendorong kerja tubuh.
Hanya saja, para ahli menyarankan agar minuman berenergi dikonsumsi dengan hati-hati karena dapat menimbulkan masalah kesehatan. Bila dikonsumsi lebih dari 950 mililiter (ml), maka minuman berenergi diketahui dapat membawa perubahan tekanan darah dan perubahan fungsi jantung berbahaya.
Apa yang memicu hal tersebut menurut studi terbaru oleh peneliti di University of the Pacific bukan karena kandungan kafein dalam minuman berenergi yang selama ini dikira banyak orang. Pemimpin studi Sachin A. Shah mengatakan minuman berenergi lebih berbahaya karena mengandung banyak stimulan selain kafein.
Sachin dan tim mengetahuinya setelah melakukan studi dengan bereksperimen pada 18 responden pria dan wanita dewasa yang sehat. Responden diminta untuk mengonsumsi minuman berenergi dan minuman berkafein lain dalam jumlah yang sama lalu dibandingkan reaksi fisik mereka.
Pada minuman berenergi, selain ada sekitar 320 miligram kafein ada juga 113 gram gula, beberapa vitamin B, dan campuran taurine atau bahan lainnya.
Hasilnya dipublikasi dalam jurnal American Heart Association bahwa langsung terlihat ada perubahan irama detak jantung pada responden yang mengonsumsi minuman berenergi. Sementara itu, ketika mengonsumsi minuman berkafein lainnya tidak ditemukan efek yang sama.
“Industri minuman berenergi mengklaim bahwa produk mereka aman karena tak mengandung lebih banyak kafein dibandingkan kopi-kopi premium. Namun, minuman berenergi ini mengandung campuran lain yang terdiri dari stimulan dan bahan tambahan lainnya,” kata dr Jennifer L. Harris dari University of Connecticut mengomentari studi.
“Beberapa bahan tambahan tersebut belum diakui oleh BPOM sebagai bahan makanan aman. Masih sedikit juga studi yang menguji efek konsumsi kafein beserta bahan-bahan tersebut,” pungkas dr Jennifer seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/4/2017).(ind/dethealth)