ChanelMuslim—Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI memperingati hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dalam kalender Hijriyah jatuh pada 9 Ramadan.
Peringatan itu dilakukan Fraksi PKS di ruang pleno sekaligus ruang aspirasi warga di lantai 3 Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (14/6/2016). Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid bersama Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini memberikan pesan dan kesan dalam renungan proklamasi tersebut.
Menurut Jazuli, kemerdekaan RI yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan 9 Ramadan 1364 Hijriyah, memiliki nilai spiritual yang patut direnungkan oleh bangsa Indonesia.
Terbukti, katanya, pilihan hari proklamasi kemerdekaan adalah sayyidul ayyam (penghulu hari) yakni pada hari Jumat dan di bulan Ramadan sebagai sayyidus syahuur (penghulu bulan). “Pilihan ini disadari betul dan sengaja dipilih oleh Bung Karno. Dus, proklamator kita saat membacakan teks proklamasi itu dalam keadaan berpuasa,” ujarnya.
Dengan memahami makna kemerdekaan RI yang dipilih dalam momen Ramadan, menurut anggota Komisi I DPR, ini dia mengajak bangsa Indonesia, khususnya umat Islam agar bisa bangkit dan mengambil peran yang lebih besar dalam membangun dan membentengi negara dari serbuan budaya serta nilai-nilai dari luar yang menggerogoti budaya bangsa. “Mari kita jaga negeri dan republik ini dengan baik melaui prinsip-prinsip kebersamaan,” katanya.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid membenarkan apa yang dipesankan oleh Jazuli. Dia juga menambahkan, bahwa pilihan hari Jumat yang bertepatan dengan tanggal 17 pun memiliki makna yang sakral. “Bila demikian, maka bagi umat Islam kemerdekaan adalah milik kita semua,” ujarnya.
Menurut Hidayat, Ramadan merupakan momentum yang harus menghadirkan sikap kenegarawanan, semakin harmonis, dan saling menghormati. “Kita juga memaknai peringatan kemerdekaan RI ini sebagai penguatan umat Islam yang diharapkan akan semakin cinta terhadap negeri ini. Kalau makin cinta maka kita akan semakin bertanggung jawab untuk negeri ini,” tandasnya.
Hidayat menepis jika masih ada anggapan peringatan kemerdekaan pada 9 Ramadan sebagai pembelahan, namun sebaliknya sebagai penguatan umat Islam. “Jika tanggal 17 Agustus dan 9 Ramadan tidak berbarengan seperti sekarang ini, maka kita memperingati kemerdekaan dua kali. Jadi, ingat Ramadan, ingat kemerdekaan RI,” katanya. (mr)