ChanelMuslim.com – Sebagai seorang Milenial yang tumbuh di Orlando, Florida, dan yang saat ini sedang menyelesaikan gelar sarjana di Claremont, California, imam Ahmed Deeb bukanlah imam tradisional yang kita temui di masjid-masjid, tulis Toledo Blade.
"Saya pikir jika seseorang berbicara kepada Anda dengan bahasa Anda sendiri, dengan gaya Anda sendiri, dengan aksen Anda sendiri, Anda bisa lebih baik berhubungan dengan mereka," tutur Nadia Ashraf-Moghal, Presiden Islamic Center of Greater Toledo di Perrysburg.
"Jika seseorang tumbuh di lingkungan yang sama dan budaya yang sama, mereka dapat memahami dari mana Anda berasal sedikit lebih banyak."
"Ini adalah pengalaman baru bagi kami di Toledo," katanya lagi.
Yang menarik, Deeb baru sekitar dua bulan menjalani peran barunya sebagai imam dan direktur bidang agama di Islamic Center.
Dia adalah orang Amerika pertama yang mengambil pendidikan imam.
"Saya benar-benar percaya bahwa agama adalah jawaban untuk setiap kesepian," katanya.
"Agama selalu benar," dia menjelaskan. “Agama yang dipahami dengan baik. Dan bukan yang seperti, "Ini bukunya, Anda tidak akan kesepian lagi." Tidak, tidak. Apa yang saya maksudkan dengan itu adalah komunitas yang diilhami oleh iman yang dibangun di atas prinsip-prinsip yang bahkan oleh orang tidak beragama sekali pun bisa mengakui kebenarannya.”
"Jika kesepian adalah epidemi, dan lembaga keagamaan tidak menemukan solusi kreatif bagi orang untuk memiliki rasa koneksi dan kepemilikan, maka kami melakukan sesuatu yang salah."
Imam Amerika
Pada 2011, dua pertiga imam yang melayani masjid di Amerika Serikat dilahirkan di berbagai negara, menurut sebuah studi multi-lembaga yang diterbitkan pada saat itu.
Shaikh Munir, direktur urusan akademik di Bayan Claremont, yakin angka-angka itu mulai bergeser.
Bayan Claremont baru mulai mendaftarkan siswa pada tahun 2011. Dan itu tetap salah satu dari beberapa institusi pendidikan tinggi Islam yang menawarkan gelar sarjana terakreditasi.
Shaikh mengklarifikasi teologi tidak berbeda, tetapi percakapan yang harus dilalui oleh seorang sarjana harus membawa perspektif spiritual mereka.
"Orang-orang mempraktikkan agama mereka dalam konteks budaya," katanya. “Jadi dimensi berbeda dari tradisi agama akan ditekankan dengan cara yang berbeda dalam konteks budaya yang berbeda.”
"Semakin banyak masjid mencari imam yang fasih di lingkungan budaya Amerika, dan yang nyaman terlibat dalam masalah dengan cara yang sangat otentik," katanya.
“Ada rasa hormat dan penghargaan yang besar bagi siapa pun yang ingin melayani umat sebagai pemimpin agama. Tetapi mungkin ada preferensi untuk imam yang dibesarkan di AS dan yang memiliki afinitas (ketertarikan atau simpati yang ditandai oleh persamaan kepentingan) alami untuk mengatasi masalah dan merasa seperti mereka adalah bagian dari identitas kolektif yang lebih luas dari orang Amerika. "
Visi Muda
Dalam peran barunya, Imam Deeb, 26, mengatakan visinya adalah untuk komunitas yang bukan saja muslim tapi untuk semua orang.
"Ini dipimpin oleh Muslim, ini diinformasikan oleh Muslim, tapi ini bukan untuk Muslim, titik," katanya. "Ini untuk semua orang."
Dalam khutbah pertamanya kepada jamaah barunya di Toledo pada bulan Agustus, ia berkata, "Itu membuatmu benar-benar heran, mungkin kita belum melakukan cukup (banyak hal) untuk berbicara dengan kekhawatiran orang-orang di sekitar kita. Bahwa mereka ingin membakar agama yang terorganisir karena mereka belum merasakan kehangatannya untuk waktu yang sangat lama. Saya ingin memperkenalkan kembali iman dengan cara berbicara kepada orang-orang dan menumbuhkan cinta dan kasih sayang yang nyata dan pada akhirnya melayani umat,” tambahnya.
Imam di AS
Menemukan imam atau pemimpin agama yang tepat menjadi misi yang mustahil bagi banyak komunitas Muslim AS.
Menurut laporan "The American Mosque 2011" oleh profesor Universitas Kentucky Ihsan Bagby, setengah dari semua masjid di AS tidak memiliki staf penuh waktu, dan hanya 44 persen imam yang bekerja sebagai pemimpin penuh waktu yang dibayar.
Menurut penelitian Bagby, hanya 36 persen masjid dengan kehadiran antara 101 dan 200 memiliki imam penuh waktu yang dibayar.
Selain itu, survei lain oleh Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA) menunjukkan bahwa hanya 44 persen imam Amerika yang digaji dan penuh waktu. Sisanya adalah pemimpin agama sukarela.[May/sumber: Aboutislam.net]