GENERASI muda Gaza hadapi krisis amputasi di tengah perang.
Sembilan bulan genosida di Gaza, dan masih terus berlanjut, ada ribuan anak Palestina yang hidup dengan setidaknya satu anggota tubuh yang diamputasi dan tidak menerima perawatan medis yang mereka butuhkan.
Dilansir dari trtworld, dr. Ghassan Abu Sittah, ahli bedah plastik Inggris-Palestina yang mengoperasi banyak sekali warga Palestina yang terluka di Gaza, memperkirakan sekarang mungkin ada sekitar 5.000 anak yang diamputasi.
Jumlah tersebut meningkat tajam dari akhir tahun lalu, ketika sekitar 1.000 anak Palestina di Gaza terpaksa menjalani amputasi salah satu atau kedua kaki mereka, menurut UNICEF.
Lebih dari tujuh bulan telah berlalu sejak perkiraan pertama tersebut, dan kampanye genosida Israel tidak menunjukkan tanda-tanda akan melambat.
“Ini adalah kelompok anak-anak yang diamputasi terbesar dalam sejarah,” kata Abu Sittah pada bulan Maret.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dan karena pasukan Israel terus menyerang warga Palestina di Gaza dari udara, darat, dan laut, dan otoritas Israel terus membatasi dan memblokir bantuan dan kebutuhan pokok untuk masuk ke Gaza, hampir tidak ada sistem perawatan kesehatan yang tersisa untuk menyediakan perawatan medis bagi anak-anak ini.
Ghazal yang berusia empat tahun dan keluarganya terkena tembakan tank Israel saat mereka mencoba melarikan diri ke Gaza selatan pada November 2023.
“Tank itu membuat putri saya kehilangan kakinya,” tutur ibu Ghazal kepada seorang peneliti lapangan di Defense for Children International – Palestine (DCIP), tempat saya bekerja sebagai petugas advokasi yang bertugas di Washington, DC.
Baca juga: Bau Darah Memenuhi Rumah Sakit di Gaza
Generasi Muda Gaza Hadapi Krisis Amputasi di Tengah Perang
“Para dokter harus membakar kakinya tanpa anestesi. Ada beberapa pisau di apartemen. Mereka membawa tabung gas untuk memanaskan pisau, dan mulai mengamputasi kakinya. Dan (putri saya) menjerit.”
Ghazal tidak sendirian dalam penderitaannya.
Banyak amputasi di Gaza dilakukan selama berjam-jam tanpa anestesi, rasa sakit yang tak terbayangkan dan tak tertahankan bagi seorang anak.
Para dokter dan staf medis mengamputasi anggota tubuh anak-anak di rumah sakit yang penuh sesak tempat puluhan ribu warga Palestina terlantar mencari perlindungan dan di ruang operasi yang gelap tanpa listrik, obat penghilang rasa sakit, antibiotik, atau perlengkapan yang disterilkan, semuanya itu dilakukan sementara dikepung oleh pasukan Israel.
Kampanye genosida Israel telah melumpuhkan sistem perawatan kesehatan Gaza. Tidak ada perawatan lanjutan atau terapi fisik. Dan tidak ada prostetik.[Sdz]