ChanelMuslim.com – Prof. Dr. Abdullah Sanny Pakar Gempa ITB mengatakan gempa terdahsyat di abad ini ada di negara Indonesia. Menurutnya paling dahsyat ada di Aceh pada tahun 2004. Gempa tersebut mencapai 9.3 skala richter.
"Itu gempa paling tedahsyat dan hanya satu-satunya di dunia ini,"katanya Rabu (14/11/2018).
Hal ini bukan hanya menyebabkan infrastruktur yang rusak tetapi juga mengakibatkan 230.000 nyawa meninggal dunia.
Bukan hanya itu saja, gempa-gempa yang ada di Indonesia rata-rata besar dan mengakibatkan kerusakan besar.
"Berbeda dengan Jepang yang rata-rata hanya mencapai 6 sampai 8 skala richter,"katanya.
Setelah gempa aceh, kata Prof. Sanny, mengakibatkan pergeseran lempeng di dunia.
"Para ilmuwan di seluruh dunia datang ke Indonesia untuk mempelajari gempa Aceh. Ditambah lagi kejadian di Palu yang ditambah lagi kemarin terjadi di Donggala dan Palu. yang mengakibat gempa, tsunami dan likuifaksi,"kata lulusan Jepang ini.
Ia menambahkan, meski Jepang kondisinya geografinya seperti di Indonesia tetapi gempa tersebut sering terjadi.
"Semakin sering terjadi gempa maka daya efeknya kecil. Berbeda dengan Indonesia yang gempanya sampai berpuluh tahun,"katanya.
Itulah karakteristik, kata Prof. Sanny, gempa.
"Jadi jangan salah, kalau semakin lama lempengan bekas gempa tersebut tidak meledak. Itu berbahaya,"katanya.
Ia mencontohkan seperti sesar Palu Koro yang terjadi di Palu. Palu Koro itu, sebelumnya pernah aktif di lima puluh tahun lalu,"katanya.
Selain Palu, ternyata gempa yang pernah terjadi di Aceh sudah pernah terjadi pada tahun 1683, dan 1872.
"Di tahun tersebut setelah saya telusuri ternyata orang Aceh sudah pernah mengalami gempa. Orang Aceh menyebutnya Semong. Gempa yang menyebabkan tsunami dan pernah menenggelamkan rakyat Aceh juga,"tambahnya.
Prof. Sanny juga menuturkan bahwa terdapat juga syair mengenai Semong itu.
"Semong rume rumemu, Linon awak awakmo. Elaik keudang keudangmo, Kilek suluh suluhmo . Semong air mandimu, gempa ayunanmu, petir adalah gendangmu, halilintar adalah lampu-lampumu,” katanya sambil menirukan syair Semong.
Bahkan, kata Prof. Sanny, masyarakat Aceh sudah tahu cara menyelamatkan diri dari tsunami.
"Bukit adalah pelarian saat gempa dan laut mendadak surut,"pungkasnya. (Ilham)