Chanelmuslim–Gerhana Matahari Total (GMT) yang terjadi di langit Indonesia menjadi perhatian dunia. Wisatawan asing bahkan tak sedikit yang berbondong-bondong ke beberapa daerah yang menjadi daerah perlintasan GMT pada 9 Maret ini.
Menurut Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), ada 11 daerah yang mengalami GMT adalah Palembang, Belitung, Balikpapan, Luwuk, Sampit, Palu, Ternate, Bangka, Palangkaraya, Poso, dan Halmahera.
Ada juga sejumlah daerah yang sebagian GMT, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Padang, Kupang, Banjarmasin, Manado, Pontianak, Makassar, dan Ambon.
Peristiwa langka ini memang menarik banyak orang. Mereka menangkap kejadian seperti ini setidaknya terdiri dari empat latar. Pertama, berdasar rasio sains, yang menghubungkan perlintasan (orbit) tata surya, dimana dalam satu waktu tertentu posisi bulan menutupi sebagian atau seluruh piringan matahari dan terjadi pada fase bulan baru ketika bulan berada di antara bumi dan matahari.
Penglihatan kedua, berdasarkan mitos yang menyangka matahari sedang diterkam oleh makhluk raksasa sehingga perlu diadakan kentungan (bunyi-bunyian) agar raksasa tersebut mau melepaskan sang surya agar dapat kembali menyinari bumi.
Kelompok ketiga adalah mereka yang melihat fenomena GMT sebagai sarana hiburan dan seni, sehingga merasa rugi jika mereka tak memanfaatkan kejadian unik ini dengan mengabadikan pemandangan yang menakjubkan tersebut.
Sebagian lagi berangkat dari kaca mata agama, dimana gerhana matahari merupakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran sang pencipta alam raya, Allah SWT. Sehingga, bukannya mereka acuh tak acuh terhadap peristiwa ini, tapi mereka ingat akan Hari Kiamat dimana alam akan hancur. Gerhana menjadi salah satu penanda bahwa matahari kelak akan dihilangkan dari alam raya.
Di daerah-daerah yang dilintasi GMT, tak sedikit kawasan wisata telah mempromosikan Wisata GMT, banyak wisatawan lokal maupun asing yang menyewa hotel-hotel dan tempat hiburan lainnya demi menikmati indahnya cincin matahari saat terjadi GMT.
Sementara itu, di kawasan lain, berbeda pula pemandangannya. Masjid-masjid di beberapa lokasi seperti di Depok, Jawa Barat, tampak seperti shalat Jumat. Jamaah membludak, seperti di Masjid Balai Kota. Sejak pukul 05.30 para jamaah sudah berdatangan ke masjid. Meski daerah ini tak dilintasi GMT, tapi hanya sebagian saja, namun antusias warga untuk mengikuti sunnah Rasul itu cukup tinggi.
Saat shalat dilaksanakan dan doa dipanjatkan, tak sedikit jamaah yang meneteskan air mata. Mereka diingatkan akan tanda kebesaran Sang Khalik, serta dahsyatnya Hari Pembalasan. (mr/foto:kabar24bisnis)