ChanelMuslim.com- Siapa sangka, negara pusat khazanah Islam seperti Arab Saudi tega melakukan blokade terhadap Qatar. Padahal, selain bertetangga, Qatar dan Saudi masih dalam kesatuan negara muslim Sunni.
Dampaknya, sungguh di luar perkiraan. Selain letak geografis Qatar yang berada di tengah antara Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab; warga Qatar sangat tergantung dengan makanan impor. Mobilitas keseharian mereka pun kerap berada di negara-negara tetangganya itu.
Inilah di antara dampak blokade yang kini dirasakan warga Qatar dalam sepekan ini yang dicatat lembaga kemanusiaan Qatar (NHCR).
Pertama, terjadinya kelangkaan stok makanan yang begitu drastis. Selama ini, Qatar mengimpor hampir semua makanan mereka. Jalur impor sebagian besar melalui Arab Saudi.
Bayangkan ketika Saudi menutup perbatasannya untuk semua transportasi dari dan ke Qatar. Bisa dipastikan, kelangkaan makanan menjadi problem utama warga Qatar.
Dikabarkan, krisis pangan kini membuat warga Qatar panik. Sebagian mereka memborong stok makanan di pasar untuk jangka waktu panjang. Namun, sebanyak apa pun persediaan stok makanan, krisis pangan warga Qatar akan tak terelakkan.
Kedua, krisis kemanusiaan lain adalah terpisahnya ribuan keluarga. Hal ini karena terjadinya pengusiran warga Qatar yang berada di Saudi, Mesir, Bahrain, dan UEA. Empat negara itu memberikan waktu 14 hari kepada warga Qatar untuk kembali ke negaranya. Padahal, warga Qatar ini punya hubungan keluarga dengan warga negara-negara tetangganya itu.
Akibatnya, ada orang tua yang terpaksa pisah dengan anak-anaknya, suami dengan isterinya, dan seterusnya. Mereka belum tahu kapan krisis ini akan berakhir dan menyatukan kembali kebersamaan keluarga mereka.
Ketiga, mobilitas yang terhenti untuk warga Qatar. Akibat lain dari blokade ini, mobilitas warga Qatar tak lagi bisa dilakukan di luar Qatar. Padahal, warga Qatar sulit keluar negaranya tanpa melalui tiga negara tetangganya itu: Saudi, Bahrain, dan UEA. Sementara, semua jalur transportasi ditutup sepihak oleh tiga negara itu. Mulai dari darat, laut, dan udara.
Termasuk dalam mobilitas ini adalah mereka yang sedang melaksanakan studi, berkerja, bahkan untuk menunaikan ibadah umrah. Dikabarkan, sejumlah warga Qatar yang ingin melaksanakan umrah di bulan Ramadan ini dilarang masuk Saudi karena adanya blokade tersebut.
Turki Siap Bantu Qatar
Menyaksikan kekisruhan yang merugikan umat Islam, khususnya warga Qatar, Presiden Turki, Recep Thayib Erdogan, langsung mengambil tindakan darurat. Hal ini dilakukan setelah Turki membuat kebijakan baru dalam undang-undangnya untuk melakukan “penyelamatan” terhadap warga Qatar.
Hal tersebut dilakukan Erdogan bersama parlemen Turki setelah seruannya untuk menghentikan blokade terhadap Qatar tidak didengar tiga negara tetangga Qatar: Saudi, Bahrain, dan UEA.
Hal-hal yang dilakukan Erdogan antara lain, terus menyuarakan penghentian blokade terhadap Qatar. Seperti dilansir The Guardian, Erdogan menyatakan, “Kami akan menggunakan segala cara untuk mengakhiri krisis Timur Tengah, dan kami tidak akan meninggalkan Qatar (menghadapi masalahnya sendirian).”
Kedua, parlemen Turki sudah mengizinkan untuk mengirimkan bantuan militer untuk penyelamatan warga Qatar.
Ketiga, menyuplai bahan pangan langsung dari Turki melalui lintas udara kepada warga Qatar.
Keempat, membuat jalur penerbangan khusus dari dan ke Turki menuju Qatar. Hal ini dilakukan agar warga Qatar tidak mengalami isolasi yang berkepanjangan. (mh/foto: AP)