ChanelMuslim.com – Seorang Ibu, WNI yang baru datang dari luar negeri, menceritakan kisahnya bagaimana proses karantina yang memakan waktu 4 hari, padahal ia hanya pulang ke Tomang, Jakarta Barat.
Dari Grup Kesehatan Muslim, Ibu DP berbagi pengalamannya yang ia tulis secara detail di akun Facebook-nya. Berikut tulisan selengkapnya.
Bismillahirrahmanirrahim.
Izin berbagi pengalaman, Perjalanan kembali dari Luar Negeri, dari Singapore melalui SHIA airport, Tangerang sekarang membutuhkan waktu ke rumah selama 4 (empat) hari.
Mungkin ada keluarga/kerabat yang akan masuk ke Indonesia dari luar negeri, semoga tulisan ini bermanfaat.
Berikut pengalaman saya.
1. Saat check in di Changi Singapore, penumpang harus tunjukkan Health Certificate yang max 7 hari sebelum tanggal keberangkatan
2. Tiba di Bandara, keluar pesawat “disambut” pakaian APD, loreng dan seragam biru Angkasa Pura. Kami disuruh duduk di kursi yang sudah disediakan.
Bagi penumpang yang tidak ada PCR diminta isi 2 lembar formulir (pastilah dari Singapore tidak ada PCR)
3. Setelah isi, antri menuju jajaran meja yang sudah ada petugas untuk test temperatur badan, check saturasi oxygen, dan wawancara singkat.
4. Setelah itu terlewati, lalu duduk lagi untuk antri rapid test.
5. Di loket untuk rapid test ada dua petugas. Satu bagian check detail apakah form diisi lengkap atau tidak. Satu lagi menyiapkan jarum dll-nya.
Jika form tidak diisi lengkap maka silakan mundur dari loket dan lengkapi dulu. Detail RT/RW harus diisi.
Kemudian jari dicoblos untuk rapid.
6. Setelah itu duduk lagi. Tunggu panggilan untuk diberi tahu hasil pemeriksaannya.
7. Ketika dipanggil untuk diberitahu hasilnya sekalian ditanya, mau karantina gratisan (yang dibayar pemerintah), atau karantina mandiri di hotel (pilihan hotel ada di form)
8m. Pergi ke loket untuk ambil kalung hijau (jika kalau hasil rapid test adalah non reaktif).
Jika hasil rapid test adalah reaktif maka akan dikasih kalung merah langsung dibawa masuk ke ruang khusus.
9. Setelah ambil kalung (hijau), menuju imigrasi.
10. Lewat imigrasi lalu ambil bagasi.
11. Lewat ambil bagasi lalu, dicegat petugas gugus covid sebelum keluar ke custom untuk ditanya: “karantina mandiri atau pemerintah?”
Kalau mandiri dan antrian hotel di luar masih panjang maka disuruh duduk lagi
Menunggu antrian untuk hotel (karantina mandiri) tidak terlalu ramai.
12. Keluar dari custom, ada jajaran petugas hotel. Walaupun boleh memilih hotel, tapi tetap ada kemungkinan hotel penuh.
Awalnya saya pilih Pullman karena dekat dengan Tomang (rumah). Ternyata Full. Ganti hotel lain.
13. Setelah itu petugas hotel membawa ke mobil yang disediakan untuk menuju hotel.
Tidak diperkenankan bertemu supir atau keluarga yang menjemput walaupun sekedar berikan koper/ barang. Harus langsung naik kendaraan menuju hotel.
14. Charge untuk karantina mandiri di hotel per pax per hari. Bukan per kamar
15. Harga per pax sudah termasuk laundry dan makan tiga kali sehari.
16. Keesokan paginya jam 07:30 pagi kami dibawa ke wisma atlet kemayoran untuk melakukan swab test
17. Antrian swab test cukup cepat. Saat kami datang sudah ada 1 group duduk di kursi secara berjarak. Mereka sudah selesai swab. Dan bersiap menunggu komando untuk tinggalkan tempat.
Jarak menunggu antar group tidak lama.
18. 8:30 an kami sudah tiba kembali di hotel.
19. Hasil swab konon katanya 2 hari (Ntah 2 hari kerja atau 2 hari kalender tidak ada petugas yang bisa jawab).
Saat saya tanya: “Maksudnya Itu 2 hari kerja atau 2 hari kalender? “
Mereka jawab: “malah bisa jadi 5 hari lho bu”. Hadeeuuuh..!
“Jaka sembung pakai stoking”.
Ditanya gak nyambung sampai melenting, ditanya malah jawabnya kayaknya gitu…
20. Di trotoar area wisma atlet banyak orang duduk. Sebagian merokok. Sebagian duduk-duduk pakai masker.
Kalau saya pakai baju loreng sudah saya “libas“ orang pada yang merokok tuh di tempat seperti ini. Karena ambulance bawa pasien pun lewat area situ. Tidak elok sama sekali.
21. Aturannya memang: Semua penumpang dari luar negeri yang TRANSIT di Jakarta WAJIB mengikuti karantina mandiri dengan proses yang saya sebutkan di atas.
Ada penumpang dari spore menuju surabaya. Dan ada penumpang dari Seoul menuju Bali. Semua sama dengan saya prosesnya.
Note: Nanti saya akan kembali ke spore musti apply online dulu.
Harus dapatkan approval dulu dari ICA.
Kalau belum di-approve tidak boleh masuk sama sekali oleh pemerintah Spore.
Demikian semoga bermanfaat.[ind]