ChanelMuslim.com – Mahkamah Konstitusi telah menyetujui para penghayat kepercayaan untuk mencantumkan alirannya di Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Yang jadi masalah oleh publik bagaimana mereka jika meninggal, apakah dibiarkan saja atau jasadnya dibuang atau dibakar seperti orang hindu.
Di Nusantara ada 187 macam aliran kepercayaan yang menurut keputusan MK boleh dicantumkan di KTP. Nah, menurut buku kuno dalam khasanah Djawa yang berjudul "Kasripahan", inilah cara mengurus jenasah penganut aliran kepercayaan:
1. Jenasah dimandikan dengan air daun delima lalu jasadnya dibakar (kabesmi).
2. Jenasah dimandikan dengan air leri (air cucian beras) lalu jasadnya dikubur (kapetak).
3. Jenasah dimandikan dengan bunga setaman lalu jasadnya dibuang ke laut (kalarung).
4. Jenasah dimandikan dengan air hujan lalu jasadnya dibuang ke hutan (kasetra).
5. Jenasah dimandikan dengan air daun bidara lalu jasadnya diumpankan ke binatang buas (katarabaken ing sato galak).
Begitulah cara memandikan jenazah bila kita menemukan di KTP-nya adalah termasuk penghayat kepercayaan. Namun, MUI berencana akan melakukan uji materi ke MK terkait disetujuinya penghayat kepercayaan boleh mencantumkan di kolom agama.
Menurut Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am menegaskan aliran kepercayaan berbeda dengan agama.
"Mengatakan agama dan penghayat kepercayaan dua domain yang berbeda. Penghayat kepercayaan saat ini dominan tradisi dan budaya. Sedangkan agama terkait kepercayaan. Jadi tidak bisa dimasukkan ke dalam kolom agama,". kata Pria lulusan Universitas Al-Azhar Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab.
Sebelumnya, MK mengabulkan permohonan uji materi terhadap Pasal 61 Ayat (1) dan (2), serta Pasal 64 ayat (1) dan (5) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan (UU Adminduk). Putusan ini membuat penghayat kepercayaan mendapatkan pengakuan negara dalam sistem administrasi kependudukan.
Permohonan uji materi dengan perkara 97/PUU-XIV/2016 itu diajukan Nggay Mehang Tana, Pagar Demanra Sirait, Arnol Purba, dan Carlim. Para pemohon merupakan penghayat kepercayaan dari berbagai komunitas kepercayaan di Indonesia. (Mh/Ilham)